Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiPasar Hotel Melemah, Tapi INPP Tetap Pede Pendapatannya Bisa Tumbuh 10-20 Persen

Pasar Hotel Melemah, Tapi INPP Tetap Pede Pendapatannya Bisa Tumbuh 10-20 Persen

Kendati pasar perhotelan tidak cukup kondusif tahun ini, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP/Paradise Indonesia) tetap pede menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 10-20 persen.

Sikap pede itu disampaikan Presiden Direktur INPP Anthony Prabowo Susilo dalam paparan publik INPP 2025 di Jakarta, Kamis (19/6/2025). Ia didampingi Direktur Keuangan Surina dan Corporate Secretary Ispandiati Makmur.

INPP adalah pengembang yang mengoperasikan 14 hotel di bawah 8 merek di 8 kota besar di Indonesia, ditambah 6 properti komersial berupa pusat belanja dan gaya hidup, serta 6 residensial. Semuanya dikembangkan dalam bentuk properti campuran (mixed use).

Menurut Anthony, pasar perhotelan yang melemeh menyusul kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, tidak berpengaruh terhadap kinerja INPP.

Pasalnya, INPP tidak mengandalkan pasar pemerintah yang rate-nya rendah, melainkan pasar korporasi dan perorangan dari segmen middle to upper yang rate-nya tinggi.

“Pasar government itu seperti water fountain (air mancur). Karena itu sejak awal kami tidak mengandalkannya. Government hanya mencakup 10-15 persen dari pasar hotel kami,” katanya.

Itulah kenapa sejak awal hotel-hotel INPP tidak menyediakan ruang konvensi yang besar, melainkan sedang-sedang saja untuk pertemuan korporasi atau penyelenggaraan pesta pernikahan (wedding) kaum menengah atas.

“Okupansi hotel-hotel INPP tetap tinggi, rata-rata di atas 70 persen. Bahkan, hotel-hotel INPP di Bali okupansinya lebih dari 78 persen. Paling tinggi okupansi hotel Harris. Begitu juga untuk ritel, mal kita di Bali terbilang paling ramai,” ujar Anthony.

Sebagai catatan, pasar perhotelan di Bali menjadi salah satu yang paling terdampak oleh kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, sehingga memicu gelombang PHK oleh pengelola hotel terhadap para pekerjanya.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah Tidak Pengaruhi Okupansi Hotel Paradise Indonesia

Anthony menambahkan, tarif lebih menentukan kinerja hotel ketimbang okupansinya, baik tarif kamar maupun ruang-ruang pertemuan.

“Kalau mau okupansi lebih tinggi, turunkan saja tarif kamar atau ruang pertemuannya. Tapi kami tidak melakukannya dan okupansi hotel-hotel kami tetap tinggi,” jelas dia.

Tahun ini INPP menargetkan pendapatan Rp1,5 triliun dibanding realisasi pendapatan 2024 senilai Rp1,3 triliun dan 2022 sebesar Rp1,1 triliun.

Sebanyak 84 persen dari pendapatan itu diperoleh dari hasil sewa atau recurring income. Yaitu, dari ritel atau pusat belanja 42 persen dan hotel 42 persen. Sisanya disumbang penjualan properti atau property sales terutama residensial atau apartemen.

“Tahun ini komposisi pendapatan INPP itu mungkin sedikit berubah, dengan kontribusi residensial menjadi 25-28 persen menyusul serah terima 600-an unit apartemen di Antasari Place (Jakarta Selatan),” tutup Anthony.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini