Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiTriwulan I Pendapatan INPP dari Segmen Perhotelan Meningkat 15,5 Persen

Triwulan I Pendapatan INPP dari Segmen Perhotelan Meningkat 15,5 Persen

Saat pasar perhotelan melemah, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP/Paradise Indonesia) tetap mencatat peningkatan pendapatan dari segmen perhotelan.

Segmen perhotelan INPP mencatat pendapatan Rp130 miliar atau naik 15,5 persen secara tahunan (yoy) pada triwulan pertama 2025. Sedangkan pendapatan segmen komersial mencapai Rp131,6 miliar, atau naik 9,8 persen (yoy).

Hal itu disampaikan Surina, Chief Financial Officer-Direktur INPP, dalam dalam paparan publik INPP 2025 di Jakarta, Kamis (19/6/2025). Ia berbicara bersama CEO dan Presiden Direktur INPP Anthony Prabowo Susilo didampingi Corporate Secretary Ispandiati Makmur.

Secara total pendapatan INPP mencapai Rp286,4 miliar pada triwulan satu 2025, naik 9,1 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain perhotelan dan komersial, pendapatan tersebut juga disumbang property sales berupa residensial (apartemen).

INPP adalah pengembang yang mengoperasikan 14 hotel di bawah 8 merek di 8 kota besar di Indonesia, ditambah 6 properti komersial/ritel berupa pusat belanja dan gaya hidup, serta 6 residensial. Semuanya dikembangkan dalam bentuk properti campuran (mixed use).

“Kinerja perusahaan sangat positif pada kuartal satu 2025, dengan pendapatan dan laba kompak mengalami kenaikan,” kata Surina.

Ia menjelaskan, pertumbuhan pendapatan pada segmen hotel dan komersial, mendongkrak kenaikan pendapatan berulang (recurring income) Paradise Indonesia pada triwulan satu sebesar 12,6 persen (yoy). Sebanyak 48 persen dari recurring income itu disumbang segmen perhotelan, 42 persen komersial atau ritel.

“Kami emiten properti dengan porsi recurring income terbesar, mencapai 82 persen dibandingkan perusahaan lain yang hanya 20-30 persen. Ke depan porsi recurring ini akan kami maintenance di angka 70-80 persen, sisanya dari property sales,” ungkap Surina.

Baca juga: Pasar Hotel Melemah, Tapi INPP Tetap Pede Pendapatannya Bisa Tumbuh 10-20 Persen

Sejalan dengan peningkatan pendapatan, beban pokok perseroan juga meningkat menjadi Rp98,99 miliar, dan laba kotor Rp187,40 miliar.

Sedangkan laba bersih melesat 185,5 persen (yoy) menjadi Rp382,4 miliar. Kenaikan laba bersih yang tinggi itu, dipengaruhi terutama oleh keuntungan investasi yang dilakukan Paradise Indonesia pada entitas asosiasi berupa penjualan saham senilai Rp515,3 miliar.

Anthony Prabowo Susilo menyebutkan, tahun ini INPP akan fokus menyelesaikan pengembangan proyek berjalan, mencakup hotel, komersial, dan residensial yang dikembangkan dalam bentuk properti mix used.

Dari belanja modal atau capex sekitar Rp1 triliun tahun ini, 56 persen digunakan untuk penyelesaian proyek komersial seperti mal di Semarang dan perluasan 23 Paskal Mall di Bandung, 36 persen proyek residensial terutama apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan, dan sisanya untuk proyek hotel. Berbagai proyek itu setelah beroperasi diharapkan mendorong kinerja perusahaan tahun ini menjadi lebih tinggi.

Anthony menambahkan, kunci sukses INPP di pasar properti terletak pada konsistensinya dengan konsep 4 M dalam pengembangan aneka proyeknya. Yaitu, mixed use development, mid-scale, middle up market, dan major cities.

“Mal-mal kami misalnya, nggak punya anchor tenant (penyewa besar). Semuanya diisi ritel-ritel kecil dan sedang tapi memiliki pangsa pasar yang kuat,” katanya.

Tahun ini INPP membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya, sebagai bentuk komitmen perseroan dalam memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada para pemegang saham dan investor, sekaligus mencerminkan fundamental keuangan yang solid. Total dividen yang dibagikan mencapai Rp67 miliar, setara dengan Rp6 per lembar saham yang berasal dari laba bersih 2024.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini