Kamis, Oktober 23, 2025
HomeBerita PropertiMenteri Ara Sumbang Rp1 Miliar dari Kantong Pribadi untuk Academia Hud Institute

Menteri Ara Sumbang Rp1 Miliar dari Kantong Pribadi untuk Academia Hud Institute

Organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang perumahan, The Housing and Urban Development (HUD) Institute menggelar peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2025 di Bandung, Kamis (28/8/2025).

Dalam acara yang dihadiri sejumlah tokoh perumahan, akademisi, mantan menteri, dan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Marurara Sirait (Ara) itu, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara The HUD Institute dan City University, Malaysia, bersama 25 perguruan tinggi swasta di Indonesia.

MoU yang mengusung motto “Dari Nusantara ke Persada Dunia: Memajukan Pendidikan Bersama” itu, mencakup kerja sama seperti riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan teknologi, serta diseminasi pengetahuan di bidang perumahan dan perkotaan yang berkelanjutan.

Selain MoU, diadakan Gelar Wicara Nasional dengan tiga subtopik utama yang berkaitan dengan agenda reformasi kebijakan perumahan dan pembangunan perkotaan nasional.

Kemudian peluncuran program HUD Academia. Ruang kolaboratif bagi para pakar, peneliti, dan praktisi akademik untuk mengintegrasikan pengetahuan, gagasan, dan inovasi, yang dapat memperkaya perumusan kebijakan publik, sehingga menjadi jembatan antara dunia akademik, pemerintah, dan industri.

Baca juga: Wamen Fahri: Masyarakat Harus Lebih Keras Kritisi Kinerja Kementerian Perumahan

Menteri PKP menyambut baik pembentukan HUD Academia tersebut. “Saya siap mendukung. HUD Institute memang harus terus kritis terhadap berbagai program perumahan yang dilaksanakan pemerintah. Bagi saya kritik itu seperti vitamin. Saya juga perlu rekan diskusi yang baik untuk program perumahan. Silahkan beri masukan dan saran pada kami untuk program perumahan rakyat,” kata Ara.

Ia berharap The HUD Institute yang anggotanya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mantan birokrat, profesional dan pengembang itu, melakukan kajian dan memberikan masukan berdasarkan kondisi riil masyarakat di lapangan.

“Salah satu yang sangat memerlukan kajian dan masukan, adalah soal penyediaan lahan selain soal pembiayaan, serta skema-skema program perumahan lainnya. Tidak semua ide yang bagus, cerdas, dan baik untuk rakyat itu didukung semua pihak dan langsung disetujui. Karena itu penting bagaimana pemikiran itu berbasis realita, sehingga bisa dilaksanakan di lapangan,” terang Menteri Ara.

Dalam acara itu Menteri PKP bertemu dan berbincang dengan Ketua Majelis Tinggi The HUD Institute yang juga mantan Menteri Perumahan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Ketua Umum The HUD Institute Zulfi Syarif Koto, Ketua Dewan Pembina The HUD Institute yang juga mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, serta ketua umum asosiasi developer dan para akademisi dari 22 PTS dab City University Malaysia.

“Saya siap menyumbang Rp1 miliar dari kantong pribadi untuk The Hud Institute Academia. Jadi, nggak pakai uang negara, tapi uang pribadi. Negara ini sudah terlalu baik sama saya, ini waktunya saya berbuat baik (juga buat negara). Saya akan dedikasikan hidup buat rakyat, khususnya rakyat miskin yang belum punya rumah. Jum’at, 30 Agustus 2025, saya akan alokasikan FLPP untuk asisten rumah tangga (ART), dan sosialisasi KUR Perumahan awal September di Kota Bandung,” tutur Ara.

Baca juga: Backlog Tinggi, Tapi Rumah Subsidi Tidak Laku. Ini Penyebabnya Kata Hud Institute

Menteri PKP juga berharap, The HUD Institute juga melakukan pendidikan yang baik kepada semua pihak termasuk para pengembang, untuk membangun rumah yang berkualitas bagi rakyat.

“Didiklah para pengembang. Jangan yang hanya pintar, tapi juga punya hati. Yang punya tanggung jawab kepada rakyat. Apalagi, kalau dia pengembang rumah subsidi, saya titip. Dia jangan membodohi rakyat, jangan membohongi rakyat, tapi bangun rumah yang berkualitas,” pungkas Ara.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini