Jumat, September 5, 2025
HomeNewsEkonomiPekan Ini Modal Asing Cabut dari Indonesia Rp16,85 Triliun. Yang Masuk Nol

Pekan Ini Modal Asing Cabut dari Indonesia Rp16,85 Triliun. Yang Masuk Nol

Selama dua pekan pertama Agustus, modal asing portofolio ramai masuk ke Indonesia, yang ikut berperan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bagusnya lagi, derasnya aliran masuk modal asing itu terjadi saat imbal hasil (yield) surat utang seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus menurun, sehingga mengurangi beban pembayaran bunganya oleh pemerintah dan BI.

Namun sejak pekan ketiga Agustus situasinya berbalik. Aliran masuk modal asing mendadak menipis, hanya Rp0,91 triliun dibanding dua pekan pertama yang tercatat Rp9,24 triliun dan Rp15,31 triliun.

Pekan keempat aliran masuk modal asing itu bahkan minus, lebih banyak yang keluar (jual neto) ketimbang yang masuk (beli neto) sehingga menciptakan net outflows (keluar bersih) Rp0,25 triliun.

Pekan ini arus keluar modal asing itu bahkan melonjak. Tidak ada yang masuk. Itulah antara lain yang membuat penguatan rupiah tidak berlanjut atau terbatas.

Berdasarkan data transaksi 1–3 September 2025 yang dilaporkan Bank Indonesia, Kamis (4/9/2025), nonresiden atau asing tercatat jual neto (keluar bersih) Rp16,85 triliun.

Terdiri dari jual neto Rp3,87 triliun di pasar saham, Rp7,69 triliun di pasar SBN, dan Rp5,29 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Baca juga: Premi Risiko Investasi RI Capai Titik Terendah, Modal Asing Masuk Rp15,31 Triliun, Tak Ada yang Keluar

Para pengamat menyebut salah satu penyebab modal asing kabur itu, adalah pengumuman burden sharing (berbagi beban bunga surat utang) antara pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia untuk membiayai program Asta Cita pemerintahan Prabowo Subianto.

Investor asing khawatir kebijakan burden sharing itu mengganggu independensi BI, dan membatasi ruang geraknya dalam melakukan operasi moneter, sehingga mereka menarik sebagian uangnya dari Indonesia.

Kekhawatiran itu tercermin dari premi resiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun yang meningkat, dari 69,52 bps pada 29 Agustus 2025 menjadi 71,57 bps per 3 September 2025.

Total selama tahun 2025 s.d. 3 September 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp51,78 triliun di pasar saham dan Rp106,38 triliun di SRBI, serta beli neto Rp68,02 triliun di pasar SBN. Dengan kata lain selama tahun ini, modal asing masih jauh lebih banyak yang kabur ketimbang yang masuk alias net outflows.

Berita Terkait

Ekonomi

Penguatan Rupiah Tertahan Kebijakan “Burden Sharing”

Demo-demo mahasiswa masih berlanjut sampai pekan ini. Namun, demo...

Jumlah WNI yang Pelesiran ke Luar Negeri Catat Angka Tertinggi Sejak 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Senin (1/9/2025), jumlah perjalanan...

Papua-Maluku Dapat Alokasi Belanja Rp12,5 Juta Per Kapita, Jawa Hanya Rp5,1 Juta

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, belanja negara...

Berita Terkini