Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi RI, dengan kontribusi lebih dari 54 persen. Salah satu sektor baru yang menjadi pendorong konsumsi rumah tangga itu adalah pakaian, alas kaki dan jasa perawatan (personal care).

Pertumbuhan sub sektor ini menjadi salah satu yang tertinggi di antara sektor lainnya, dengan sumbangan terbesar dari belanja produk dan jasa kecantikan.

Pada triwulan III 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan subsektor alas kaki, pakaian, dan jasa perawatan mencapai 4,21 persen (qtq), meningkat hampir dua kali lipat dibanding triwulan II sebesar 2,91 persen (qtq).

Konsumsi produk sandang dan personal care itu umumnya dilakukan melalui e-commerce. BPS mencatat, transaksi online nasional triwulan III tumbuh 6,19 persen (qtq) senilai Rp200 triliun, terutama ditopang pembelian produk kosmetik, perawatan tubuh dengan kontribusi sekitar 18 persen. Di atas kontribusi perlengkapan rumah tangga dan pakaian termasuk sepatu (alas kaki) yang 14 persen dan 12 persen.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, industri kecantikan memang menjadi salah satu sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kalangan industri kosmetik menyebut, pertumbuhannya dalam lima tahun terakhir mencapai 16 persen, dan makin menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi.

Karena itu pemerintah terus mencermati dinamikanya, dan berupaya memastikan potensi besar industri kecantikan itu dapat dioptimalkan secara inklusif, aman, dan berkelanjutan.

“Memang industri kosmetik, wellness, itu tumbuhnya double digit,” kata Airlangga saat menyampaikan keynote speech dalam opening ceremony “Jakarta X Beauty 2025” yang diadakan Female Daily Network di JCC Jakarta, Kamis (4/12/2025), sebagaimana dikutip keterangan tertulis Kemenko Perekonomian.

Pameran digelar sebagai wadah kolaborasi pelaku industri, UMKM, kreator konten, serta konsumen untuk melihat perkembangan terbaru di sektor kecantikan.

Baca juga: Permintaan Domestik Meningkat, Pelaku Industri Jadi Lebih Optimis

Pameran memperlihatkan kuatnya minat dan kreativitas anak muda dalam menciptakan inovasi produk kecantikan. Tercermin dari munculnya beragam merek lokal baru, termasuk produk untuk segmen laki-laki, bahkan klinik ketampanan pria, yang menunjukkan makin luasnya pasar dan besarnya potensi industri ini di masa mendatang.

Kemenko Perekonomian mencatat, sepanjang 2025, pendapatan pasar kosmetik Indonesia mencapai Rp35,6 triliun dan diperkirakan akan tumbuh 4,73 persen per tahun. Segmen personal care, skincare, dan makeup menjadi kontributor utama, seiring meningkatnya kebutuhan perawatan diri dan kesadaran konsumen terhadap kualitas produk.

Pertumbuhan pesat tersebut juga tidak terlepas dari peran para entrepreneur muda yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan pengembangan bisnis. Menko Airlangga mengapresiasi dinamika ini, karena turut mendorong lahirnya berbagai start-up baru yang memperkuat ekosistem industri kecantikan nasional.

Generasi muda juga memainkan peran strategis sebagai penggerak tren, pencipta konten, sekaligus pengawas informal di ruang digital. Dalam ekosistem seperti ini, kualitas dan keamanan produk menjadi faktor krusial yang harus dijaga pelaku usaha, karena pengalaman negatif dapat dengan cepat menyebar dan memengaruhi reputasi merek.

Baca juga: Manufaktur RI Tetap Ekspansif Ditopang Kenaikan Permintaan Domestik

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan, pemerintah bersama BPS telah menyiapkan langkah strategis untuk memperbaiki pencatatan data industri kecantikan.

Salah satunya melalui pemecahan Harmonized System (HS) Number atau International Standard Industrial Classification (ISIC), khusus bagi produk inovasi dalam negeri yang masih melakukan contract manufacturing (produksi produk) di luar negeri. Kebijakan mulai berlaku tahun depan.

“Jadi, nanti Mbak Putri (Putri Tanjung, putri pengusaha Chairul Tanjung yang juga CEO Female Daily Network), bisa memonitor dari pameran ini, berapa banyak inovasi dalam negeri yang contract manufacturing-nya masih di luar negeri, sebagai salah satu source yang luar biasa sebelum full diproduksi di dalam negeri,” ujar Menko Airlangga.