Percepat Rehabilitasi Rumah Korban Banjir Sumatera, Kementerian PKP Pakai Bata Interlock
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) melakukan pertemuan intensif dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Pertemuan digelar untuk membahas langkah cepat dalam melakukan rehabilitasi, rekonstruksi, dan relokasi rumah warga terdampak bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Menteri PKP menyebutkan, data sementara jumlah rumah terdampak bencana di tiga provinsi itu saat ini mencapai 112.551 unit. “Nanti setelah datanya lengkap dan diverifikasi, kita masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” katanya.
Ara menyatakan, Kementerian PKP telah mengambil inisiatif bersama satgas daerah, BNPB, serta pemdauntuk mengidentifikasi potensi lahan relokasi yang aman dan layak bagi masyarakat.
Di Aceh dan Sumatera telah dipetakan masing-mnasing delapan lokasi, di Aceh Utara hingga Aceh Tamiang, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Deli Serdang, Sibolga, hingga Padangsidimpuan. Di Sumatera Barat ada lima lokasi yang sedang dikaji. Tersebar di Padang, Solok, dan Padang Panjang.
Baca juga: Kementerian PKP Siapkan Relokasi Korban Banjir Sumatera, Pemda Diminta Ancer-Ancer Lokasinya
Menteri PKP menekankan, pertimbangan utama relokasi adalah keamanan geologis serta legalitas lahan, yang disertai dukungan infrastruktur dan fasilitas publik hingga keberlanjutan ekosistem sosial-ekonomi warga. “Kami berusaha mencari tempat yang tidak terlalu jauh dari ekosistem masyarakat sebelumnya,” ujar Ara.
Rehabilitasi dan rekonstruksi rumah terdampak banjir akan dibagi ke dalam tiga kategori: rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan, dengan pendekatan teknis dan pembiayaan berbeda.
“Nanti kita identifikasi apakah yang rusak berat mesti dibangun baru atau masih bisa direnovasi. Data harus sama, karena menentukan RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang tepat itu tidak mudah,” kata Menteri PKP.
Baca juga: Pembangunan Rumah Subsidi Ini Pakai Bata Interlock. Lebih Cepat, Lebih Hemat, Kuat dan Rapi
Selain dari anggaran pemerintah, pembangunan rumah baru bagi warga korban banjir juga diharapkan dari dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan. Saat ini sudah ada satu yayasan yang siap membantu. Yayasan Buddha Tzu Chi menyatakan siap membangun 2.000 rumah,” ungkap politisi Partai Gerimdra ini.
Untuk mempercepat proses rehabilitasi dan konstruksi rumah warga itu, Kementerian PKP akan menggunakan panel RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang diproduksi oleh UMKM. RISHA adalah panel rumah instan karya Puslitbangkim Kementerian PU, yang sudah dipakai di berbagai wilayah terdampak bencana seperti korban tsunami di Aceh dan Nias.
Saat ini tersedia 470 unit siap pakai di Medan dan 140 unit di Bandung. “Jika hitungan kebutuhan sudah benar dan detail, kami akan pesan kekurangan serta cadangannya. Kita harus punya stok cadangan,” jelas Ara.
Selain itu Kementerian PKP juga akan menggunakan bata interlock presisi produksi Semen Indonesia Group (SIG).
“Kementerian PKP telah memanggil Direktur Utama Semen Indonesia Group untuk membahas perbandingan kapasitas, kualitas, harga, sistem struktur, hingga waktu instalasi sebagai upaya menyiapkan standar konstruksi yang kuat dan efisien,” terang Ara.
Baca juga: Efisien, Kokoh, dan Estetis, SIG Kampanyekan Bata Interlock untuk Program 3 Juta Rumah
Bata interlock presisi SIG sudah dipakai di beberapa perumahan subsidi dengan hasil memuaskan. Menteri PKP sendiri sudah meninjau salah satu perumahan subsidi itu akhir April lalu. Juga sudah dipamerkan mock up-nya (rumah tipe 36) di IKN dan di Rumah Contoh Bata Interlock Presisi SIG di Bambu Apus, Jakarta Timur.
Produk turunan dari semen hijau SIG ini diklaim sebagai solusi tepat untuk pembangunan rumah ramah lingkungan, karena proses aplikasinya mudah, cepat, dan efisien, dengan hasil dan tampilan berkualitas, halus, dan estetis sehingga rumah bisa langsung dihuni.
Aplikasi bata interlock presisi dirancang dengan mekanisme saling mengunci antar balok seperti sistem lego. Pemakaian bata interlock tidak memerlukan pengacian dan pengecatan, tapi cukup menggunakan varnish.
Proses pengerjaan bangunan dengan bata interlock SIG hanya 21 hari untuk rumah tipe kecil dibanding 8 minggu dengan cara konvensional, dengan kebutuhan tukang lebih sedikit, dan tanpa ada material yang terbuang. Secara keseluruhan, dengan bata interlock SIG, pengerjaan rumah lebih efisien 35 persen baik dalam penggunaan material maupun tukang.