Selasa, Desember 23, 2025
HomeBerita Properti5 Alasan Kawasan Mixed Use Lebih Oke Sebagai Lokasi Kantor, Usaha, dan...

5 Alasan Kawasan Mixed Use Lebih Oke Sebagai Lokasi Kantor, Usaha, dan Hunian

Kota-kota besar seperti Jakarta yang kian padat, yang membuat mobilitas menjadi makin lambat karena kemacetan, dan terus meningkatnya penggunaan transportasi publik seperti MRT dan LRT, membuat konsep properti mixed use makin relevan.

Konsep properti yang menggabungkan fungsi bisnis dan komersial dengan hunian di satu lokasi itu, memungkinkan orang memenuhi kebutuhannya di satu tempat tanpa harus berjalan jauh.

Astra Property, salah satu grup usaha yang mengembangkan property mixed use itu selain hunian dan properti hospitality, menerangkan 5 alasan kenapa properti mixed use kian relevan dipilih pebisnis saat ini. Berikut penjelasannya dikutip Sabtu (20/12/2025).

1. Dekat dengan konsumen, sebagai respons terhadap tren “Near Me”
Perilaku konsumen telah berubah drastis. Pencarian untuk layanan “near me” di platform digital kini meningkat hingga 85 persen. Mencerminkan pergeseran prioritas masyarakat, yang kini menginginkan kemudahan akses tanpa harus melakukan perjalanan jauh. Konsumen masa kini termasuk pekerja kantoran, lebih memilih lokasi yang menawarkan berbagai fasilitas dan layanan yang mudah dijangkau.

Bagi pelaku usaha ritel dan kuliner, keberadaan di kawasan mixed-use development menempatkan bisnis mereka tepat di jalur pergerakan harian ribuan orang. Sementara bagi penyewa perkantoran, kedekatan dengan berbagai fasilitas memberikan benefit nyata seperti peningkatan efisiensi waktu dan kenyamanan karyawan.

Baca juga: Astra Property Lansir Solusi Ruang Penyimpanan Personal dan Bisnis “digudang”

2. Fasilitas terintegrasi untuk work-life balance karyawan
Dengan konsep yang menggabungkan hunian, perkantoran, dan area komersial, kawasan mixed-use mengurangi jarak antar aktivitas penting dalam kehidupan urban. Potensi pemotongan waktu perjalanan, akses mudah ke fasilitas kesehatan, olahraga, dan kuliner, menjadikan lingkungan kerja di kawasan lebih mendukung produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Bagi penyewa area ritel, keberadaan pekerja profesional dengan daya beli stabil di kawasan, membentuk ekonomi siang hari yang kuat. Menghasilkan pola konsumsi yang konsisten sepanjang hari, berbeda dengan area komersial stand alone yang hanya ramai di waktu-waktu tertentu.

3. Akses ke pasar multi-segmen yang lebih stabil
Mixed-use development menghubungkan tiga segmen pengguna sekaligus: penghuni residensial, pekerja kantoran, dan pengunjung eksternal. Masing-masing memiliki pola konsumsi berbeda, mulai dari kebutuhan sarapan pagi, makan siang kantor, hingga pengunjung sore dan malam hari.

Bagi pelaku usaha komersial, kondisi ini menciptakan trafik yang stabil dan sumber pendapatan yang lebih beragam. Berbeda dengan lokasi properti yang hanya memiliki satu fungsi dan bergantung pada satu segmen, mixed-use development menawarkan ketahanan bisnis yang lebih baik.

Baca juga: Astra Property Topping Off Arumaya Financial Center dan Groungbreaking Cibinong Logistics Hub

4. Efisiensi operasional dan komitmen keberlanjutan
Ekosistem terintegrasi memungkinkan efisiensi operasional, yang sulit dicapai di kawasan dengan fungsi tunggal. Penyewa dapat mengakses infrastruktur bersama, seperti manajemen parkir, sistem keamanan terpadu, dan logistik yang lebih efisien untuk menurunkan biaya operasional.

Dari sisi keberlanjutan, banyak mixed-use development modern kini mengadopsi teknologi hemat energi, dan meraih sertifikasi bangunan hijau. Bagi perusahaan yang menjalankan program keberlanjutan, hal ini memberikan nilai tambah bagi reputasi dan persepsi publik terhadap komitmen perusahaan pada lingkungan hidup.

5. Stabilitas nilai investasi jangka panjang
Dengan diversifikasi segmen pengguna, mixed-use development memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fluktuasi ekonomi. Jika satu sektor melemah, sektor properti lain dapat memberikan keseimbangan.

Bagi penyewa yang mempertimbangkan kontrak jangka panjang atau ekspansi, kawasan dengan konektivitas tinggi dan sertifikasi bangunan hijau, cenderung mempertahankan bahkan meningkatkan nilai dalam jangka panjang. Faktor-faktor ini memberikan kepastian bagi perusahaan untuk merencanakan pertumbuhan bisnis secara lebih strategis.

Astra Property sendiri menawarkan The Arumaya di koridor bisnis TB Simatupang-RA Kartini, Jakarta Selatan, sebagai salah satu kawasan mixed use. Proyek ini menggabungkan hunian (Arumaya Residences) dengan perkantoran (Arumaya Financial Center) dan area komersial di satu lokasi seluas 2,5 ha (25.792 m2).

Baca juga: Perluas Portofolio, Astra Property Akuisisi Perusahaan Properti Industri dan Logistik

Proyek yang mengusung filosofi ‘simply integrated, smartly connected’ ini, menurut Demmy Indranugroho, Head of Leasing Management and Corporate Communications Astra Property, telah meraih sertifikasi Gold Certified Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk Arumaya Financial Centre.

Proyek yang dilintasi jalan tol Pondok Indah-TMII dan MRT Jakarta ini, telah menyelesaikan tahap topping off pada Oktober 2025 dengan target beroperasi medio 2026.

Berita Terkait

Ekonomi

Tabungan di Bank Terus Meningkat Jelang Akhir Tahun, Deposito Terus Menurun

Laporan uang beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia, Senin (22/12/2025)...

Berita Terkini