HousingEstate, Jakarta - Menjelang petang pada Minggu pekan lalu beberapa kedai kopi tampak riuh oleh kehadiran anak-anak muda. Ditemani secangkir kopi mereka asyik mengobrol sambil memainkan smart phone yang ada di tangan masing-masing. Suasananya riuh dan mereka terlihat nyaman menikmati suasana di tempat itu. Tempat nongkrong mereka itu bukan di mal atau caffee yang sejuk dan beraroma wangi melainkan di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Setahun belakangan pada setiap akhir pekan tempat ini menjadi area nongkrong anak-anak gaul dan kawula muda Jakarta. Lantai dua pasar tradisional di Jl Capaku ini telah disulap menjadi coffee shop yang menyajikan kopi berkualitas. Beberapa kedai itu menyediakan kopi Toraja, Gayo, Perth, dan lain-lain dengan kualitas premium dan harga sangat terjangkau.
Tidak hanya kedai kopi, pedagang mie ayam dan masakan Mexico juga ada. Lapak mereka bersanding dengan distro dan toko buku. Sebutlah S.U.B Store, Johnny&Jean Vintage Shop, Posh, AceOFace Barbershop, Daivintage, hingga barang-barang vintage. Hawa panas, berkeringat, dan apa adanya adalah gaya hidup baru yang ditawarkan oleh coffe shop on market ini.
Seperti pasar biasa, Pasar Santa juga terdiri atas kios-kios kecil. Pasar tradisional tiga lantai itu merangkum 1.151 kios. Nah, di kios-kios itulah tempat jajan khas anak gaul mengambil tempat. Ukuran kiosnya hanya 2×2 m2, biasanya mereka mengambil dua unit. Karena mungil, tempat duduknya menyebar hingga ke lorong-lorong.

Harganya cocok dengan kantong anak muda, berkisar Rp10.000 – Rp30.000. Minggu sore pekan lalu itu Menteri Perekonomian Kreatif Mari Pangestu bertandang ke tempat ini. “Buka dari kapan?” tanya Mari kepada pengelola “a bunch of caffeine dealers”, warung kopi yang mempelopori ‘keramaian’ Pasar Santa. ABCD, begitu kedai kopi ini biasa disebut, merangkap sebagai sekolah barista. Barista adalah sebutan bagi pembuat minuman di sebuah espresso bar atau coffee house. Barista di sejumlah negara Eropa menjadi dambaan banyak kawula muda.
ABCD didirikan dua sekawan, Ve Handojo dan Hendri Kurniawan, sejak dua tahun lalu. Mereka melirik pasar itu karena lokasinya di tengah kawasan elit, akses mudah, dan sewanya murah. Kopi yang dihidangkan ABCD didatangkan dari Perth, Australia. Tersedia juga jenis kopi premium lain yang biji kopinya pemberian rekan-rekan Ve dan Hendri.

Selain ABCD, ada juga Bear&C0, Dapoer Kopi, dan Gayo Bies. Bear&Co menyediakan kopi nitro cold brew yang masih langka. Selain kopi, kedai milik Josh Estey ini juga menyajikan cold brew tea. Dapoer Kopi menjual biji kopi hijau (green bean) asal Toraja dan roasted beans seharga Rp 3.000 – 7.000 per gelas. Sementara GayoBies menyediakan GayoBies Sunset (kopi sangrai medium), GayoBies Nite (kopi sangrai gelap) dan GayoBies Luwak.
Kedai kopi anak muda ini bisa memicu keramaian pasar tradisional di Jakarta yang selama ini sepi dan terkesan tidak terurus. Contohnya Pasar Santa, lantai satu pasar ini sampai sekarang masih sepi. Nta