Indonesia Kekurangan Insinyur, Pasar Konstruksi Bisa Diambil Asing

Seperti beberapa kali pernah diberitakan, pasar konstruksi di Indonesia sangatlah besar bahkan yang terbesar dibandingkan seluruh negara di kawasan ASEAN. Nilai pasar konstruksi Indonesia mencapai 267 miliar dollar Amerika Serikat (AS) tapi tidak sebanding dengan tenaga kerja di bidang ini yang hanya 7,2 juta orang. Itu pun baru 109 ribu yang telah bersertifikat tenaga ahli dan 387 ribu tenaga terampil. Artinya, masih sangat kurang untuk menggarap potensi yang ada.

Menurut Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Taufik Wijoyono, situasi ini akan membuat pasar kita diambil oleh negara lain saat berlakunya pasar tunggal ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini.
“Perbandingan insinyur kita 3 ribu berbanding 1 juta penduduk. Persentase insinyur dengan jumlah penduduk ini akan menentukan tingkat kemajuan infrastruktur. Kalau seperti ini, saat MEA berlaku pasar kita bisa diambil Korea Selatan atau Malaysia yang insinyurnya lebih banyak,” ujarnya saat menyampaikan kuliah umum untuk mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember di Jakarta, Rabu (21/10).
Situasinya, lanjut Taufik, diperparah dengan banyaknya insiyur kita yang enggan bekerja di bidang konstruksi untuk membangun infrastruktur daerah dan lebih memilih bekerja di bidang finansial maupun teknik untuk membangun gedung komersial di perkotaan. Hal lainnya lagi, peraturan yang tumpang tindih di sektor ini dan rendahnya daya saing yang membuat mutu konstruksi juga menjadi rendah. Ini yang membuat masih seringnya terjadi kecelakaan kerja di bidang konstruksi.
“Untuk memperbaiki situasi ini kita akan mulai dari universitas. Setiap perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana teknik akan diberi tambahan pelatihan selama dua bulan agar menjadi insinyur yang profesional dan bisa langsung praktek setelah lulus. Kami mengambil tugas ini untuk menyiapkan tenaga kerja ahli di bidang infrastruktur,” imbuh Taufik.
Beberapa potensi proyek infrastruktur yang akan dibangun antara lain, kemenpupera telah dianggarkan untuk membangun jalan baru sepanjang 2.300 km selain jalan tol sepanjang 1.000 km dalam lima tahun ke depan. Pemerintah, melalui kementerian yang lain juga akan membangun 15 bandara baru selain pelabuhan dan jalur kereta. Bukan hanya proyek infrastruktur, pemerintah juga akan mengembangkan berbagai kawasan industri maupun daerah perbatasan yang membutuhkan banyak insinyur.