Kemenhub Bangun 157 Infrastruktur Transportasi Darat Sepanjang 2015-2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi evaluasi dan masukan dari para akademisi untuk mendorong kemajuan sektor transportasi nasional.
Menhub menyampaikan hal itu saat membuka seminar “Sistem Transportasi Darat Indonesia Terintegrasi, Cerdas, dan Berkelanjutan” yang diadakan Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Depok, Kamis (10/10/2024).
Menhub Budi Karya menyatakan, kerja sama pentahelix yang melibatkan berbagai unsur, meliputi akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media, harus terus didorong untuk mewujudkan sektor transportasi yang lebih andal, khususnya transportasi darat.
Budi mengungkapkan, selama 2015-2024 sebanyak 157 infrastruktur transportasi darat telah dibangun. Di antaranya 6 terminal tipe A, 44 pelabuhan penyeberangan modern, dan 12 pelabuhan baru.
Kemudian rehabilitasi/revitalisasi 53 terminal tipe A, rehabilitasi 54 pelabuhan penyeberangan, serta pengembangan sistem angkutan massal di 6 kota metropolitan.
Menhub menyebut, tantangan transportasi nasional, khususnya transportasi darat ke depan makin kompleks. Di wilayah perkotaan, keterbatasan transportasi massal telah menghambat pertumbuhan ekonomi.
“Di Jakarta misalnya, kerugian ekonomi akibat kemacetan mencapai Rp 65 triliun per tahun. Karena itu Kemenhub terus mendorong pembangunan transportasi massal untuk mengurangi kemacetan di kota-kota besar,” kata Budi seperti dikutip keterangan tertulis Biro Komunikasi dan Informasi Publik (BKIP) Kemenhub.
Baca juga: Menhub: Kurang Komitmen Pemda Kembangkan Transportasi Publik
Selain itu Menhub mengklaim, Kemenhub juga konsisten menjalankan arahan Presiden dalam pembangunan infrastruktur transportasi untuk menghubungkan kawasan tertinggal, terluar, terpencil, dan perbatasan (3TP), destinasi wisata super prioritas (DPSP), kawasan industri (KI), dan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Rektor UI Ari Kuncoro menyebutkan, transportasi merupakan pondasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu kajian akademisi penting untuk mendukung pengembangan transportasi. “Kami berusaha memberikan rekomendasi yang konstruktif, memastikan pembangunan transportasi berlandaskan pada kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan peningkatan daya saing Indonesia,” ujar Ari.