Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiTerendah Sepanjang Sejarah, Inflasi 2024 Hanya 1,57 Persen

Terendah Sepanjang Sejarah, Inflasi 2024 Hanya 1,57 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Desember 2024 inflasi tahunan (yoy) tercatat 1,57 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,80 dibanding 105,15 pada Desember 2023.

Inflasi adalah kondisi di mana harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, yang dicerminkan lewat kenaikan IHK.

Sedangkan deflasi sebaliknya, harga sekumpulan barang dan jasa yang disurvei mengalami penurunan IHK dibanding sebelumnya.

Secara tahun kalender atau year to date (ytd), inflasi Desember 2024 mencapai 1,57 persen, meningkat dibanding November yang tercatat 1,55 persen dan Oktober 1,71 persen. Sebelumnya selama Mei-September 2024 ekonomi Indonesia mengalami deflasi.

Inflasi tahunan Desember 2024 merupakan yang terendah sepanjang sejarah ekonomi Indonesia. Sebelumnya inflasi tahunan terendah tercatat pada 2020 sebesar 1,68 persen.

Menurut Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (2/1/2025), secara tahunan kelompok makanan minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi 2024.

Yaitu, dengan inflasi 1,90 persen yang memberikan andil 0,55 persen terhadap inflasi 2024. Kemudian diikuti kelompok pakaian dan alas kaki 1,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,59 persen, dan kelompok-kelompok lain.

Sementara secara bulanan (mtm) inflasi Desember 2024 tercatat 0,44 persen, meningkat dibanding 0,30 persen pada November 2024 dan 0,08 persen pada Oktober 2024.

Secara bulanan, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah telur ayam ras (0,06 persen), cabe merah (0,06 persen), ikan segar (0,03 persen), minyak goreng (0,03 persen), dan cabe rawit (0,03 persen).

Secara tahunan, komoditas penyumbang inflasi terbesar masih emas perhiasan (0,35 persen), diikuti sigaret kretek mesin (0,13 persen), minyak goreng (0,11 persen), beras (0,10 persen), dan kopi bubuk (0,10 persen).

Baca juga: Emas Menjadi Penyumbang Utama Inflasi November 2024

Sedangkan inflasi komponen inti Desember 2024 tercatat 2,26 persen (yoy), 0,17 persen (mtm), dan 2,26 persen (ytd).

Inflasi inti Desember 2024 sama dengan November 2024 baik secara tahunan maupun bulanan. Tapi, secara tahun kalender, inflasi inti Desember 2024 meningkat dibanding November yang tercatat 2,09 persen.

Inflasi inti mengukur kenaikan harga barang dan jasa di luar bahan makanan yang masuk komponen bergejolak (volatile food), dan harga komoditas yang diatur pemerintah (administered prices) seperti BBM.

Karena itu inflasi inti menjadi indikator daya beli masyarakat dari konsumsi barang sekunder dan tersier alias non pangan. Pemerintah kerap menyatakan, peningkatan inflasi inti menunjukkan daya beli tidak melemah.

BPS dan juga para menteri ekonomi dalam berbagai kesempatan menyatakan, menurunnya inflasi Indonesia pada 2024 terutama karena penurunan harga bahan pangan, yang masuk dalam komponen bergejolak (volatile food), bukan karena pelemahan daya beli.

Sebagai bukti daya beli masyarakat tidak melemah, mereka menunjuk inflasi komponen inti yang tetap meningkat. Tapi, inflasi inti yang stagnan secara tahunan menunjukkan daya beli paling tidak juga tidak meningkat.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini