Jumat, September 5, 2025
HomeNewsEkonomiSeperti yang Diperkirakan, BI Rate Dipangkas, Rupiah Makin Terpuruk

Seperti yang Diperkirakan, BI Rate Dipangkas, Rupiah Makin Terpuruk

Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan BI Rate 25 bps dari 6 persen menjadi 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, 14-15 Januari 2025.

Keputusan yang dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi itu terbilang berani, karena diambil BI saat rupiah terus tertekan oleh dolar AS (USD) seperti kebanyakan mata uang negara lain. USD begitu perkasa 1,5 bulan terakhir karena ekonomi AS yang terus menguat dan faktor Trump.

Banyak pengamat ekonomi dan keuangan menyatakan, keputusan BI itu mengejutkan dan akan makin melemahkan nilai tukar rupiah terhadap USD. Pendapat para pengamat itu terbukti.

Pada akhir perdagangan Kamis (16/1/2025), seperti dikutip keterangan tertulis Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, Jum’at (17/1/2025), rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.355 per USD.

Melemah dibanding penutupan perdagangan Kamis pekan sebelumnya (9/1/2025) yang tercatat di level (bid) Rp16.195 per USD.

Data surplus neraca perdagangan yang berlanjut, cadangan devisa yang besar, inflasi yang rendah, kenaikan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun ke 7,17 persen, penurunan indeks dolar ke level 108,96, dan penurunan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) Note 10 tahun ke 4,613 persen, tidak mampu mengangkat rupiah.

Pada awal perdagangan Jumat (17/1/2025), rupiah dibuka menguat ke level (bid) Rp16.280 per USD dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya, sedangkan yield SBN 10 tahun turun ke 7,13 persen.

Namun pada penutupan perdagangan, rupiah makin terpuruk ke level Rp16.380 per USD (Bloomberg), atau Rp16.360 (Yahoo Finance), atau Rp16.373 (Jisdor). Merosot dibanding akhir perdagangan Jum’at pekan lalu (10/1/2025) dan Jum’at pekan sebelumnya lagi (3/1/2025) yang masing-masing tercatat Rp16.190 per USD.

Gubernur BI Perry Warjiyo aat konferensi pers RDG BI di atas menyatakan, nilai tukar rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global yang tinggi, didukung kebijakan stabilisasi BI.

“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari (hingga 14 Januari 2025) hanya melemah satu persen dibanding akhir 2024,” katanya.

Baca juga: Rupiah Masih Terus Melemah, Tapi BI Berani Pangkas BI Rate

Nilai tukar rupiah itu disebut Perry relatif lebih baik dibanding mata uang regional lain seperti rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand yang terdepresiasi lebih besar terhadap USD.

“Sebaliknya, nilai tukar rupiah menguat terhadap mata uang kelompok negara maju di luar dolar AS, dan stabil terhadap mata uang kelompok negara berkembang,” jelas Gubernur BI.

Ke depan BI menilai kurs rupiah akan stabil, didukung komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukarnya, aliran masuk modal asing portofolio yang berlanjut, imbal hasil instrumen keuangan domestik (SBN, SRBI, SVBI, SUVBI) yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini