Kamis, Oktober 23, 2025
HomeNewsEkonomiSentimen Positif Kebijakan Baru Devisa Hasil Ekspor Perkuat Rupiah

Sentimen Positif Kebijakan Baru Devisa Hasil Ekspor Perkuat Rupiah

Pemerintah Indonesia mengubah kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Mulai Maret 2025, DHE wajib ditempatkan di Tanah Air sebesar 100 persen selama setahun. Saat ini aturan yang berlaku, DHE harus ditempatkan minimal 30 persen selama 3 bulan di dalam negeri.

Masih sama dengan sebelumnya, kewajiban penempatan DHE di dalam negeri berlaku hanya untuk sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

​Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, kebijakan baru DHE itu berpotensi menambah pasokan dolar AS (USD) di dalam negeri sekitar USD90 miliar setahun, membantu rupiah lebih tangguh menghadapi guncangan eksternal.

Meski baru diterapkan Maret, sentimen positif kebijakan baru DHE itu sudah langsung terasa. Pada penutupan perdagangan Jum’at (24/1/2025), rupiah menguat lebih dari Rp170 per USD dibanding Jum’at pekan lalu di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi menyusul dilantiknya Trump sebagai presiden AS.

Bank Indonesia melaporkan, Jum’at (24/1/2025), pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2025), rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.275 per USD (JISDOR). Menguat dibanding akhir perdagangan Kamis pekan sebelumnya yang tercatat Rp16.355 per USD.

Baca juga: Rupiah Masih Terus Melemah, Tapi BI Berani Pangkas BI Rate

Penguatan rupiah itu terjadi saat imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 7,06 persen, yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke 4,644 persen, dan indeks dolar melemah ke level 108,05 dibanding 108,96 Kamis pekan lalu.

Pada awal perdagangan Jum’at (24/1/2025), rupiah dibuka makin menguat ke level (bid) Rp16.235 per USD (JISDOR), dan terus menguat menjadi Rp16.200 pada penutupan perdagangan, kendati yield SBN 10 tahun makin turun ke 7,03 persen.

Yield surat utang seperti SBN lazim dipakai untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Saat rupiah melemah, yield SBN biasanya dinaikkan agar investor asing portofolio tetap mempertahankan dana di Indonesia, tidak memindahkannya ke instrumen dolar.

Berita Terkait

Ekonomi

Bunga Masih Tinggi, Penyaluran Kredit Stagnan, Kredit yang Belum Dicairkan Besar

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, penurunan BI-Rate 150...

Mandiri Raih Best Bank in Indonesia, Ini Capaiannya

Bank Mandiri berhasil mempertahankan gelar sebagai Best Bank in...

Berita Terkini