4 Hari Asing Tarik Dana Hampir Rp10 Triliun, Tapi Rupiah Tetap Menguat

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, Jum’at (14/2/2025), pada akhir perdagangan Kamis, 13 Februari 2025, rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.350 per dolar AS (USD). Melemah Rp25 dibanding penutupan Kamis pekan sebelumnya.
Pelemahan tipis nilai tukar rupiah itu berlangsung saat imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 6,82 persen, indeks dolar atau DXY melemah ke level 107,31, dan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note (UST) 10 tahun naik ke 4,529 persen.
Pada awal perdagangan Jum’at (14/2/2025), rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.280 per USD, menguat Rp70 dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya, untuk kemudian menjadi Rp16.285 per USD pada penutupan perdagangan, atau menguat Rp40 dibanding penutupan perdagangan Jum’at pekan lalu yang tercatat di level Rp16.325 per USD.
Baca juga: BI-Bank Sentral China Sepakat “Tukeran” Rupiah dan Yuan Hingga Rp900 Triliun
Penguatan kurs rupiah itu terjadi saat modal asing portofolio berebut menarik dananya dari berbagai instrumen investasi domestik Indonesia selama 4 hari pekan ini (10-13 Februari 2025).
Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Februari 2025, BI mencatat, nonresiden atau asing tercatat jual neto Rp9,61 triliun. Terdiri dari jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham, Rp2,51 triliun di pasar SBN, dan Rp4,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp7,59 triliun di pasar saham, beli neto Rp10,11 triliun di pasar SBN dan Rp4,60 triliun di SRBI.