Bisnis Properti Asia Pasifik Bagus, Dampaknya Bagus Juga Untuk Indonesia

Investasi properti komersial (commercial real estate) di kawasan Asia Pasifik meningkat 23 persen secara tahunan (yoy) pada tahun 2024 menjadi 131,3 miliar dollar Amerika, melampaui tahun 2022. Menurut data dan analisis perusahaan konsultan properti global JLL volume Q4 naik 10 persen yoy dan mencapai 34,9 miliar dollar, menandai lima kuartal berturut-turut pertumbuhan tahunan di kawasan ini.
Selama setahun penuh semua sektor properti utama mencatat pertumbuhan volume investasi dengan volume investasi lintas negara kuartalan mencapai angka tertinggi yang tercatat sejak akhir 2021. Volume investasi lintas negara yang kuat mencapai 23,8 miliar dollar pada tahun 2024, meningkat 43 persen yoy dari waktu yang sama tahun lalu. Lonjakan investasi lintas negara ini didukung oleh minat yang kuat terhadap aset perkantoran dan logistik dari investor asing di berbagai pasar utama seperti Australia, Jepang, dan Singapura.
Jepang terus menjadi pasar yang paling aktif di kawasan ini dengan volume perdagangan mencapai 10,7 miliar dollar pada Q4, meningkat 145 persen yoy berkat tingginya permintaan untuk properti logistik dan perkantoran. Meskipun suku bunga cenderung meningkat, investor mengadopsi strategi nilai tambah untuk mengurangi kenaikan biaya utang sehingga lebih mendorong aktivitas pasar.
“Pertumbuhan tahunan selama lima kuartal berturut-turut untuk properti komersial di Asia Pasifik ini merupakan bukti dari ketahanan jangka panjang kawasan ini. Meskipun terdapat perbedaan di setiap pasar, investor terus menemukan peluang seiring stabilnya valuasi dan pelonggaran persyaratan pinjaman,” ujar Stuart Crow, CEO Asia Pacific Capital Market JLL melalui siaran pers yang diterbitkan Senin (3/03).
Pada tahun ini diperkirakan akan menjadi tahun yang kuat untuk masuk ke pasar di mana para pelaku pasar yang bergerak lebih awal dapat memperoleh keuntungan dari situasi yang kurang kompetitif terutama di sektor-sektor utama seperti perkantoran dan logistik.
Di Indonesia, realisasi investasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran masuk dalam lima besar subsektor dengan kontribusi terbesar. Subsektor ini menyumbang Rp122,9 triliun (7,2 persen) dari total realisasi investasi nasional pada tahun 2024 yang mencapai Rp1.714,2 triliun.
Menurut Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia, pertumbuhan investasi yang berkelanjutan di sektor properti Indonesia menunjukkan bahwa sektor ini tetap menarik serta mencerminkan persepsi yang baik di kalangan investor asing maupun domestik mengenai iklim investasi di Indonesia.
“Dengan situasi itu kami optimistis pada tahun ini sektor properti akan terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur serta ruang yang mendukung ekspansi bisnis dan gaya hidup yang terus berkembang,” bebernya.