Selasa, Desember 16, 2025
HomeNewsEkonomiRupiah Kembali Melemah Saat Indeks Dolar Terus Menurun ​​​​​​​​​​​

Rupiah Kembali Melemah Saat Indeks Dolar Terus Menurun ​​​​​​​​​​​

Bank Indonesia (BI) melaporkan Jum’at (14/3/2025), pada akhir perdagangan Kamis, 13 Maret 2025, rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.420 per dolar AS (USD), melemah 95 poin dibanding Rp16.325 pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu.

Penurunan indeks dolar atau DXY yang berlanjut ke level 103,83, dibanding 104,06 pekan lalu dan 107,24 pekan sebelumnya lagi, penurunan imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note 10 tahun ke 4,268 persen, dan kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah Indonesia 10 tahun ke 6,93 persen, tidak mampu menahan kejatuhan nilai tukar rupiah.

Para pengamat menyatakan, sentimen eksternal terkait perang tarif yang digelorakan Presiden AS Donald Trump ke berbagai negara yang makin memperbesar ketidakpastian ekonomi global, dan sentimen domestik seperti deflasi, menurunnya penjualan eceran dan keyakinan konsumen, menjadi pemicu pelemahan rupiah.

Nilai tukar rupiah semakin tergerus oleh aksi jual besar-besaran (sell-off) di pasar saham dan surat utang untuk dipindahkan ke dolar AS, akibat downgrade peringkat saham Indonesia oleh bank investasi global Morgan Capital Stanley International (MSCI) dan Goldman Sachs.

Downgrade peringkat saham itu membuat premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 13 Maret 2025 meningkat signifikan menjadi 80,07 bps, dibanding dengan 7 Maret 2025 yang hanya 76,11 bps.

Baca juga: Pasar Saham Rebound, Rupiah Menguat Signifikan

Berdasarkan data transaksi 10 – 13 Maret 2025, nonresiden atau asing tercatat jual neto sebesar Rp10,15 triliun. Terdiri dari jual neto Rp1,92 triliun di pasar saham, Rp5,25 triliun di pasar SBN, dan Rp2,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2025 berdasarkan data setelmen s.d. 13 Maret 2025, nonresiden tercatat menarik dana atau jual neto Rp22,21 triliun di pasar saham, serta beli neto Rp18,35 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp6,55 triliun di SRBI.

Pada awal perdagangan Jumat, 14 Maret 2025, rupiah sempat dibuka menguat ke level (bid) Rp16.350 per USD, dan yield SBN 10 tahun turun ke 6,87 persen.

Namun pada penutupan perdagangan kembali merosot menjadi Rp16.392 per USD, dibanding Rp16.325 pada penutupan sehari sebelumnya dan penutupan Jum’at pekan lalu yang tercatat di level Rp16.336 per USD.

Pada akhir perdagangan Jum’at, 7 Maret 2025, nilai tukar rupiah ditutup melemah 11 poin dibanding sehari sebelumnya ke level Rp16.336, namun menguat signifikan 239 poin dibanding penutupan Jum’at pekan lalu yang tercatat di level Rp16.575 per USD.

Selama sepekan ini rupiah telah melemah 0,34 persen, dan ke depan diperkirakan para pengamat masih akan terus melemah baik oleh sentimen global maupun domestik.

Berita Terkait

Ekonomi

Aset Bank Syariah Tembus Rp1.028,18 Triliun. Tapi Hampir Semuanya Masih Bank Kecil

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian...

Utang Luar Negeri RI Terus Menurun, Tapi Utang Pemerintah Tetap Meningkat

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Senin (15/12/2025), utang luar negeri...

Ini Kelebihan Bank BRI yang Punya Satelit Sendiri

Bank BRI memiliki fondasi digital yang kuat melalui pemanfaatan...

Kerugian Korban Scam Tembus Rp8,2 Triliun, 619.394 Rekening Dilaporkan

Scam adalah segala bentuk penipuan melalui berbagai platform di...

Berita Terkini