Asing Lepas Saham Rp28,10 Triliun, Premi Risiko Investasi Indonesia Naik Tinggi

Bank investasi global Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Goldman Sachs men-owngrade peringkat saham Indonesia, karena meragukan arah kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia.
Akibatnya investor asing ramai-ramai melepas investasinya di pasar saham Indonesia, dan premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun meningkat tajam.
Kalau pada 7 Maret 2025 premi CDS Indonesia itu hanya 76,11 bps, 14 Maret 2025 meningkat signifikan menjadi 81,20 bps, dan meningkat lebih tajam menjadi 88,51 bps pada 20 Maret 2025.
Hal itu menunjukkan kecemasan investor asing terhadap prospek investasi di Indonesia, sehingga diperlukan premi CDS yang jauh lebih tinggi untuk menutup risikonya.
Baca juga: Investor Asing Ramai-Ramai Cabut dari Pasar Saham, Tapi Antusias Beli Surat Utang Negara
Mengutip laporan Bank Indonesia (BI), Jum’at (21/3/2025), berdasarkan data transaksi 17 – 20 Maret 2025, nonresiden atau asing tercatat jual neto (melepas investasi) sebesar Rp4,25 triliun.
Terdiri dari jual neto Rp4,78 triliun di pasar saham, beli neto Rp1,20 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp0,67 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sementara selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 20 Maret 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp28,10 triliun di pasar saham, beli neto Rp23,87 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp8,58 triliun di SRBI.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data transaksi pekan lalu (10 – 13 Maret 2025), asing tercatat jual neto Rp10,15 triliun. Terdiri dari jual neto Rp1,92 triliun di pasar saham, Rp5,25 triliun di pasar SBN, dan Rp2,97 triliun di SRBI.
Sedangkan selama tahun 2025 berdasarkan data setelmen s.d. 13 Maret 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp22,21 triliun di pasar saham, serta beli neto Rp18,35 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp6,55 triliun di SRBI.