Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiPesanan Baru Mei 2025 Meningkat Lagi, Kepercayaan Industri Kembali Naik

Pesanan Baru Mei 2025 Meningkat Lagi, Kepercayaan Industri Kembali Naik

Manufaktur adalah salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi selain pertanian dan perdagangan, dengan share mendekati 20 persen. Karena itu naik turunnya kepercayaan pelaku manufaktur selalu menjadi perhatian.

Selama empat bulan pertama 2025 kepercayaan pelaku industri pengolahan atau manufaktur menunjukkan tren penurunan. Tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) selama Januari-April 2025.

April 2025 IKI tercatat 51,90. Masih berada di fase ekspansi (indeks >50), namun terus menurun. IKI Maret 2025 tercatat 52,98, Februari 53,15, dan Januari 53,1. IKI Februari memang naik dibanding Januari 2025, tapi teramat tipis, hanya 0,05 poin. Dibanding April 2024, IKI April 2025 turun 0,40 poin.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief menyatakan, penurunan IKI April 2025 disebabkan oleh merosotnya indeks variabel pesanan baru secara signifikan, mencapai 4,05 poin, ke level 49,64 atau masuk zona kontraksi (indeks <50).

Pesanan baru merosot, begitu pula variabel persediaan. Pada April indeksnya tercatat 53,63, menurun 0,23 poin dibanding Maret sebesar 53,86, kendati masih lebih tinggi dibanding Februari 53,52 dan Januari 53,58.

Sementara indeks variabel produksi naik tinggi 3,31 poin dari 51,21 (Maret) menjadi 54,52 (April), namun tetap kurang untuk menutup kemerosotan indeks variabel pesanan baru. Pada Februari indeks variabel produksi tercatat 50,55 dan Januari 53,39.

Baca juga: Pesanan Baru Merosot, Optimisme Pelaku Industri Terus Menurun

Pada Mei 2025, IKI manufaktur kembali meningkat, mencapai 52,11 atau naik 0,21 poin dibanding April 2025, namun masih melambat 0,39 poin dibanding IKI Mei 2024.

Peningkatan IKI Mei 2025 terutama ditopang lonjakan variabel pesanan baru sebesar 2,13 pon, sehingga kembali ke zona ekspansi menjadi 51,77 dibanding April yang melorot ke zona kontraksi dengan indeks 49,64. Sementara variabel produksi dan persediaan sedikit menurun menjadi 52,43 poin dan 52,48 poin.

“Kembalinya variabel pesanan ke zona ekspansi, telah menjadi penopang kinerja industri di sisi permintaan, baik domestik maupun global, pada Mei 2025,” kata Febri melalui keterangan tertulis, Selasa (27/5/2025).

Ia menyebut kebijakan pro industri dan sedikit meredanya perang dagang global, berdampak positif terhadap perekonomian global yang juga berpengaruh baik terhadap iklim industri di Indonesia.

Febri menjelaskan, peningkatan IKI Mei 2025 ditopang 21 subsektor yang tercatat tumbuh positif, yang berkontribusi 95,7 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas selama triwulan satu 2025.

Subsektor dengan IKI tertinggi adalah industri alat angkutan lainnya (KBLI 30), dan industri pengolahan tembakau (KBLI 12). Sementara dua subsektor mengalami kontraksi. Yaitu, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15), serta industri peralatan listrik (KBLI 27).

Baca juga: Kepercayaan Industri Menurun, Kemenperin: Masih Karena Banjir Produk Impor

Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Rizky Aditya Wijaya menyatakan, kontraksi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, karena kenaikan harga sejak Maret 2025, yang membuat konsumen domestik menahan belanja barang tahan lama seperti alas kaki.

Selain itu, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) di AS menyebabkan pesanan alas kaki dari Indonesia menurun. Padahal, 43 persen hasil produksi alas kaki Indonesia diekspor.

Pengenaan tarif resiprokal yang diterapkan AS juga memicu kekhawatiran pelaku industri. Banyak perusahaan mengambil sikap wait and see dan membatalkan investasi hingga iklim usaha lebih stabil.

Namun, meski produksi berkurang, Rizky menilai masih ada optimisme pada sektor industri alas kaki. Pasalnya, selama Januari-Mei 2025 terdapat 12 Penanaman Modal Asing (PMA) baru yang masuk ke Indonesia, dengan total investasi Rp8 triliun dan total kapasitas produksi 64,6 juta pasang alas kaki serta 214,6 juta pasang komponen alas kaki.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini