Investasi Jangan Pakai Emosi, Yuk Belajar Jadi Investor Pasar Modal

Investasi di pasar modal menawarkan peluang untuk mendapatkan keuntungan. Untuk itu perlu dipahami analisis pasar hingga tren ekonomi yang mempengaruhi hasil investasi. Hal lain yang juga perlu dipelajari adalah terkait psikologi karena sebagai investor bisa mengaduk perasaan baik euforia saat pasar naik ataupun khawatir saat kondisi turun.
Jangan sampai faktor psikis menjadi dasar utama keputusan investasi yang impulsif. Itulah perlunya memahami psikologi di balik keputusan investasi dan jangan terjebak pada perangkap emosional yang bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang merugikan.
Saat emosi seperti merasa bisa mengambil untung banyak atau ketakutan maupun rasa cemas menguasai pikiran, kita akan gagal melihat gambaran besar dan lebih fokus pada fluktuasi jangka pendek yang tidak mencerminkan nilai riil dari suatu investasi.
Untuk itu perlu mengeksplorasi bagaimana psikologi dapat mempengaruhi keputusan investasi dan bagaimana mengelola emosi tersebut supaya tetap bisa mengambil keputusan yang rasional berbasis strategi.
Yang juga perlu disadari, investasi di pasar modal bukan hanya tentang angka dan analisis. Aktivitas di pasar modal penuh dengan volatilitas yang sering kali memicu emosi. Ketika pasar naik, euforia bisa membuat terlalu percaya diri sementara ketika pasar turun rasa ketakutan bisa memicu keputusan panic selling.
Memahami psikologi ini sangat membantu investor menghindari keputusan yang emosional, mengelola risiko dengan lebih baik, dan membangun disiplin dalam mengikuti strategi inevstasi. Dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Minggu (1/06), ada beberapa situasi bias psikologi dalam investasi yang harus dihindari.
Pertama overconfidence bias, yaitu terlalu yakin dengan keputusan investasi sehingga mengabaikan risiko. Kedua loss aversion, yaitu ketakutan terhadap kerugian yang membuat investor enggan menjual saham yang sudah merugi dan berharap harga akan pulih.
Ketiga herd mentality, yaitu mengikuti tren pasar tanpa analisis yang jelas karena tekanan sosial atau takut tertinggal. Keempat confirmation bias, yaitu hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengabaikan data yang bertentangan.
Baca juga: Masih “New Comer”, Jangan Takut Berinvestasi Properti, Yuk Ikuti Panduannya
Nah, agar emosi tidak menguasai keputusan investasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan.
Investasi Jangka Panjang
Tetapkan tujuan investasi jangka panjang dengan fokus pada tujuan akhir untuk membantu menghindari reaksi impulsif terhadap fluktuasi jangka pendek. Menentukan tujuan investasi yang jelas apakah investasi yang dilakukan untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah.
Tujuan ini akan membantu kita fokus pada gambaran besar. Dengan tujuan yang jelas akan lebih mungkin bertahan dalam menghadapi fluktuasi pasar, baru kemudian membuat rencana investasi. Rencanakan strategi masuk dan keluar (entry dan exit) sehingga tahu kapan harus membeli atau menjual tanpa tergoda oleh emosi sesaat.
Sesuai Rencana
Ikuti rencana dengan disiplin dan gunakan aturan stop-loss dan take-profit. Stop-loss adalah batas kerugian yang bisa toleransi sedangkan take-profit adalah target keuntungan yang ditetapkan. Dengan menggunakan aturan ini kita bisa disiplin untuk menjual aset meskipun emosi mendorong untuk bertindak sebaliknya.
Diversifikasi
Selalu ingat melakukan diversifikasi portofolio dan jangan menaruh semua uang pada satu aset atau sektor. Diversifikasi dapat membantu mengurangi dampak kerugian dari satu jenis investasi terhadap portofolio secara keseluruhan. Second opinion yang didapat dari seorang profesional atau mentor berpengalaman bisa membantu untuk mengambil keputusan yang lebih obyektif.
Fokus
Fokuslah pada jangka panjang karena pasar selalu naik-turun dalam jangka pendek tetapi cenderung tumbuh dalam jangka panjang. Mengadopsi perspektif jangka panjang akan membantu kita mengabaikan gangguan sesaat. Mengelola emosi dalam investasi membutuhkan disiplin dan kesadaran diri.
Review
Cara lain untuk mencegah emosi mempengaruhi keputusan berinvestasi adalah dengan menghindari mengecek portofolio terlalu sering. Dengan melihat perubahan harga setiap saat dapat meningkatkan kecemasan, cukup lakukan review secara berkala. Pelajari terus dasar-dasar pasar modal untuk memahami bahwa fluktuasi adalah bagian normal dari investasi.
Sebagai informasi, investor legendaris seperti Warren Buffett sering menekankan pentingnya disiplin dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Buffett berkata, “be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.” Artinya, kita harus tetap rasional ketika mayoritas investor terjebak emosi.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas kita dapat meminimalkan risiko yang muncul akibat emosi dan meningkatkan peluang mencapai tujuan investasi. Jadi psikologi investor adalah salah satu kunci sukses dalam investasi. Dengan mengenali bias, mengelola emosi, dan disiplin dalam strategi, kita dapat menjadi investor yang lebih baik. Ingat, kesabaran dan ketenangan adalah teman terbaik di pasar modal. Selamat berinvestasi!