Transformasi Batara Group Menjadi Perusahaan Distribusi Bahan Bangunan Premium

Pengembangan properti tidak terlepas dari industri konstruksi. Sedangkan industri konstruksi sangat terkait dengan pasokan bahan bangunan oleh distributor.
Perusahaan konstruksi bisa membangun properti berkualitas secara efisien dan berkelanjutan, sangat tergantung pada pasokan bahan bangunan yang pas dan berkualitas dari distributor.
Hal itu disadari PT Batara Surya Semesta (Batara Group), yang sejak masih berupa toko (PD) Batara tahun 1972, sudah menjadi pemasok sejumlah produk bahan bangunan berkualitas di Indonesia.
“Sebagai salah satu pionir distributor bahan bangunan, sejak awal Batara Group berkomitmen menyediakan produk berkualitas dengan pelayanan maksimal, dan selalu berdaptasi dengan perkembangan pasar,” kata Daniel Surya Tandi, Presiden Direktur Batara Group, dalam media gathering di pameran bahan bangunan IndoBuildTech di ICE BSD, Tangerang, Rabu (2/7/2025).
Batara Group membuka booth di hall 8 di pameran tahunan bahan bangunan, furnitur, interior, dan konstruksi, yang berlangsung selama 2-6 Juli 2025 tersebut.

Direktur Komersial Batara Group Reissa Siregar menambahkan, di usia ke-53 tahun ini, Batara Group melakukan transformasi bisnis dengan meningkatkan image perusahaan sekaligus memperkenalkan lebih luas produk-produk bahan bangunan premium yang dipasarkannya.
“Kami melakukan berbagai improvement dari sisi internal dan eksternal, meliputi pengembangan produk, teknologi, strategi marketing, human capital dan perluasan jalur distribusi,” katanya.
Baca juga: Transformasi Bisnis Semen Indonesia Menjadi Penyedia Solusi Bahan Bangunan
Reissa menyebutkan, Batara Group menyadari, keamanaan dan kenyamanan adalah hal penting bagi pasar, terutama pasar menengah atas dan premium.
Karena itu sejak lebih dari 20 tahun, Batara Group memasarkan produk dari brand premium seperti waterproofing membrane merek Casali dan Wisproof, insulasi atap Polyshield dan Polynum, serta ventilation turbine Ozvent.
Kemudian juga beberapa merek dagang lain seperti perekat sealant Viscous, insulasi mineral wool Duorock, hingga phenolic board Smartcubic. Produk-produk premium itu menjadi Batara home brands.

Di luar itu ada sejumlah produk yang Batara Group menjadi authorized distributor, seperti papan gipsum A Plus, baja ringan Lysaght, atap ramah lingkungan Onduline, penutup jendela (window covering) dan produk arsitektur Hunter Douglas, dan banyak lagi.
Daniel menyatakan, seluruh merek dagang Batara Group dipamerkan di ajang IndoBuildTech 2025, guna menunjukkan lebih luas rangkaian solusi konstruksi dari perseroan.
“Pameran ini menjadi sarana kami berinteraksi langsung dengan para profesional industri, pemangku kepentingan, dan konsumen (ritel),” jelas anak Longtjing Tandi, pendiri Batara Group, itu.
Batara Group dimulai Longtjing dari toko bahan bangunan Batara di Jalan Pinangsia, Jakarta Pusat. Toko kecil itu kemudian dikenal banyak kontraktor sebagai pemasok bahan bangunan impor berkualitas, sehingga berkembang makin besar sebelum bertransformasi menjadi Batara Surya Semesta.
“Saat ini Batara Group memiliki titik distribusi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Semarang (Jawa Tengah), melayani pembelian dari seluruh Indonesia,” ungkap Reissa.
Tahun depan Batara Group berencana membuka dua titik distribusi baru di Surabaya, Jawa Timur, dan di Bali, guna menjangkau lebih luas pasar Indonesia bagian timur yang juga kian berkembang.

Saat ini produk-produk bahan bangunan yang dipasarkan Batara Group kebanyakan dipakai di proyek-proyek pengembang properti. Mencakup highrise building, landed house, industri, perkantoran, sampai rumah sakit.
Paling banyak di Jabodetabek dan kota-kota di Jawa seperti Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, ditambah luar Jawa seperti Lampung, Balikpapan, dan Makassar. Sementara pemasaran ritel dilakukan antara lain melalui modern channel seperti Mitra10 dan Depo Bangunan.
“Sampai tahun lalu produk-produk Batara Group masih didominasi proyek, sekitar 65 persen, seperti proyek-proyek dari Paramount Land, Metland, dan Ciputra Group. Tahun ini komposisinya bisa 50:50 antara proyek dan ritel, karena kami sudah makin masif masuk ke toko-toko retail,” tutup Reissa.