Kaum Menengah Bawah Paling Tertekan Memandang Kondisi Ekonomi

Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menurun kendati masih berada di zona optimis (indeks >100). Pada Agustus 2025 keyakinan konsumen itu mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
Tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) yang dilansir pekan ini yang mengungkapkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2025 mencapai 117,2, menurun dibanding Juli 2025 sebesar 118,1.
Penurunan IKK terus berlangsung sejak awal tahun ini. Pada Januari 2025 IKK tercatat sebesar 127,2. Kemudian turun menjadi 126,4 (Februari), dan anjlok menjadi 121,1 (Maret), 121,7 (April), sebelum makin melorot ke bawah 120 pada Mei hingga menjadi 117,2 pada Agustus.
Dibanding tiga tahun lalu, IKK Agustus 2025 tercatat sebagai yang terendah. Pada Oktober 2022, IKK tercatat sebesar 120,3, naik cukup signifikan dibanding 117,2 pada September 2022.
Setelah 2 bulan berikutnya (November dan Desember 2022) sedikit menurun menjadi 119,1 dan 119,9, sepanjang 2023, 2024, dan 4 bulan pertama 2025, IKK selalu berada di atas 120-125.
Namun, pada Mei 2025 IKK anjlok menjadi 117,5 dari 121,7 pada April 2025, dan terus menurun hingga menjadi 117,2 pada Agustus 2025.
Baca juga: Terus Meningkat Optimisme Konsumen Memandang Kondisi Ekonomi. Kalangan Atas Paling Optimis
Penurunan IKK Agustus 2025 disumbang oleh penurunan 2 komponen pembentuknya: Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) dari 106,6 (Juli 2025) menjadi 105,1 (Agustus 2025), dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi ke depan dari 129,6 menjadi 129,2.
Dengan kata lain konsumen makin kurang optimis memandang kondisi ekonomi saat ini dan ke depan. Yang paling tertekan kaum menengah bawah.
Terlihat dari IKK kaum bawah (kelompok pengeluaran Rp1-2 juta) yang anjlok dari 108,9 (Juli 2025) menjadi 102,9 (Agustus 2025), dan IKK kalangan menengah bawah (pengeluaran Rp2,1-3 juta) yang merosot dari 112,6 menjadi 108,1.
Sementara kaum menengah ke atas bervariasi IKK-nya. IKK kaum menengah atas (pengeluaran Rp4,1-5 juta) juga turun dari 119,9 menjadi 117,2.
Namun, kaum menengah (pengeluaran Rp3,1-4 juta) dan kaum atas (pengeluaran >Rp5 juta), meningkat optimismenya terhadap kondisi ekonomi. Terlihat dari IKK masing-masing yang naik dari 116,1 menjadi 116,9, dan dari 119,5 menjadi 120,9.
Hal itu bisa mengindikasikan, pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak didorong sektor padat modal, lebih dinikmati kaum menengah atas ketimbang kalangan menengah bawah.