Paling Agresif Menyalurkan, Kuota KPR FLPP BRI Terus Ditambah

Bank Rakyat Indonesia (BRI) dinilai Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) sebagai bank yang paling agresif menyalurkan kredit pemilikan rumah subsidi dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP).
Hal itu dikatakan Ara saat bertemu dengan direksi bank BUMN tersebut di Jakarta, Kamis (2/10/2025). “Bank BRI paling besar persentase peningkatan penyaluran KPR FLPP-nya di antara bank-bank HIMBARA (Himpunan Bank-Bank Milik Negara),” kata Ara sebagaimana dikutip keterangan tertulis Biro Komunikasi Publik Kementerian PKP.
Ara menyambut senang agresifitas BRI dalam penyaluran KPR FLPP itu, karena sangat mendukung pencapaian target penyaluran FLPP 350.000 unit tahun ini. Sampai 26 September 2025 atau tiga bulan menjelang akhir tahun, realisasi penyalurannya baru 183.058 unit.
Menteri PKP berharap, dengan jaringannya yang luas dan berpengalaman panjang melayani kaum proletar atau rakyat kecil, BRI makin gencar mensosialisasikan FLPP.
“Saya mohon jaringan BRI benar-benar dimaksimalkan, dan sosialisasi FLPP-nya jangan hanya di internal, tapi juga kepada karyawan perusahaan, pelaku UMKM, dan masyarakat luas. Bahkan kalau perlu, buka booth langsung di kota-kota besar agar masyarakat bisa segera mengajukan (KPR FLPP) dan diproses cepat,” ujar Ara.
Selain itu Menteri PKP juga berharap BRI menjadi bank penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) atau KUR Perumahan terbesar. “Negara sangat concern KUR Perumahan bisa ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam sisa waktu tiga bulan ini. Karena itu saya minta BRI betul-betul tampil terdepan,” pintanya.
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho yang mendampingi Ara menyebutkan, tahun ini kuota FLPP untuk BRI dinaikkan menjadi 25.000 unit dari 17 ribu unit tahun lalu.
Hingga akhir September 2025, realisasi penyalurannya telah mencapai 17.822 unit atau sekitar 71 persen dari kuota. Karena itu BRI pun meminta tambahan kuota lagi sebesar 7.000 unit, sehingga total kuotanya tahun ini menjadi 32.000 unit.
Baca juga: Bank BRI Akad Massal 1.000 KPR FLPP
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyebutkan, kendati mencatat peningkatan pesat penyaluran KPR FLPP, kualitas kreditnya tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) stabil di level 1,52 persen.
Meskipun terbilang bank terbesar dari sisi aset dan paling agresif menyalurkan KPR FLPP, realisasi KPR FLPP BRI tetap masih kalah jauh dibanding BTN. Bank BUMN spesialis pembiayaan perumahan ini masih tercatat sebagai penguasa pasar KPR subsidi terbesar.
Tahun ini mengikuti kebijakan pemerintah menaikkan kuota FLPP menjadi 350.000 unit dari sebelumnya 220.000 unit, BTN diberikan kuota 220.000 unit.
“Dengan kuota sebanyak itu, kalau dibagi dengan hari kerja, rata-rata setiap hari kita mengakadkan sekitar 1.000 rumah subsidi. Jadi, BTN adalah mesin terbesar untuk mendukung pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.
Tahun lalu dari target penyaluran FLPP menjadi 200.000 unit, yang dinaikkan dari semula 166.000 unit, BTN kebagian kuota lebih dari 150.000 unit.
Tahun ini dari realisasi KPR FLPP 183.058 unit hingga 26 September itu, sebanyak 130.000 unit atau 70 persen berasal dari BTN.
Yaitu, 93.098 unit dari Bank BTN (konvensional) dan 36.589 unit dari BTN Syariah (sekarang disapih menjadi Bank Syariah Nasional). Tahun lalu realisasi penyaluran KPR FLPP BTN mencapai lebih dari 150.000 unit.
Selebihnya disalurkan bank-bank lain yang bermitra dengan BP Tapera. Yaitu, Bank BRI 17.515 unit (17.822 unit hingga akhir September), BNI 8.440 unit, Bank Mandiri 7.963 unit, Bank BJB 2.923 unit, Bank Syariah Indonesia (BSI) 2.912 unit, dan BJB Syariah 2.066 unit.