Persepsi Terhadap Kondisi Ekonomi Dekati Level Pesimis, Orang Kian Pesimis Bisa Dapat Pekerjaan

Bank Indonesia melaporkan akhir pekan ini, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi pada September 2025 masih berada di zona optimis. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 115, namun menurun dibanding 117,2 pada Agustus 2025.
Penurunan IKK itu disumbang oleh dua komponen pembentuknya yang indeknya juga menurun, kendati masih berada di zona optimis (indeks >100).
Yaitu, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 102,7 dan 127,2 pada September 2025, dibanding 105,1 dan 129,2 pada Agustus 2025.
Penurunan IKE bahkan sudah mendekati level pesimis (indeks <100). Dipengaruhi penurunan 3 komponen pembentuknya: Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK). Masing-masing dari 116,9 menjadi 112,9, dari 105,1 menjadi 103,2, dan dari 98,2 menjadi 92.
Untuk persepsi mengenai penghasilan saat ini (IPSI), hanya kaum bawah (pengeluaran Rp1-2 juta) yang naik signifikan indeksnya dari pesimis (99,8) menjadi optimis (104,9).
Sedangkan 4 kelompok lain: kaum menengah bawah (pengeluaran Rp2,1-3 juta), menengah (pengeluaran Rp3,1-4 juta), menengah atas (pengeluaran Rp4,1-5 juta), dan atas (pengeluaran >Rp5 juta), menurun indeksnya.
Penurunan terdalam pada kaum menengah, dari 118,7 menjadi 106,9, yang menunjukkan persepsi yang kian suram terhadap prospek penghasilannya.
Baca juga: September Keyakinan Konsumen Terendah dalam 3 Tahun, Optimisme Kaum Menengah Paling Rendah
Untuk IPDG, kaum bawah dan menengah bawah masih berada di zona pesimis (indeks <100) mengenai kemampuannya membeli barang tahan lama dalam situasi ekonomi seperti saat ini. Sedangkan kaum menengah dan menengah atas masih optimis namun menurun optimismenya. Hanya kaum atas yang meningkat signifikan optimisnya dengan indeks 113,6 dibanding 106,6 pada Agustus 2025.
Untuk ketersediaan lapangan kerja (IKLK), lulusan pascasarjana meningkat tajam optimismenya dari indeks 111,7 menjadi 121,8, diikuti lulusan sarjana (indeks 106,7 dari sebelumnya 103,7). Sementara lulusan SMA dan akademi/diploma masih pesimis bisa mendapat pekerjaan.
Paling pesimis lulusan SMA (indeks 86,4 dari sebelumnya 88,2), diikuti lulusan akademi/diploma dengan indeks 99,5 dari sebelumnya 97,5. Bahkan, berdasarkan kelompok usia, seluruh responden pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini.
Responden masih optimis dengan prospek ekonomi ke depan, namun optimismenya menurun. Tercermin dari ekspektasi konsumen (IEK) 6 bulan ke depan sebesar 127,2, dibanding 129,2 pada Agustus 2025. Disumbang penurunan indeks 2 komponen pembentuknya: Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspketasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK). Yang naik tipis hanya Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) dari 122,8 menjadi 123,1.