Penyaluran FLPP 2025 Catat Rekor Tertinggi, Tapi Masih Jauh dari Target 350.000 Unit
Badan Pengelola Tabungan Perumahan rakyat (BP Tapera) mencatat rekor penyaluran subsidi FLPP untuk 231.343 unit rumah senilai Rp28,72 triliun per 27 November 2025. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak program FLPP diluncurkan tahun 2010.
Pada awalnya untuk tahun ini pemerintah menyediakan kuota subsidi pemilikan rumah dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 220.000 rumah. Dengan demikian realisasi 231.343 unit itu sudah melampaui target.
Namun, belakangan pemerintah cq Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menaikkan kuota FLPP itu menjadi 350.000 unit. Kalau mengacu pada target ini, realisasi penyaluran FLPP 231.343 unit itu masih jauh dari target.
BP Tapera bersama Kementerian PKP selama sekian bulan terakhir pun bekerja keras mencapai target 350.000 unit itu, dengan gencar melakukan sosialisasi dan pemasaran FLPP ke berbagai daerah.
Mengutip keterangan tertulis BP Tapera, Jum’at (28/11/2025), penyaluran dana subsidi FLPP selama 15 tahun ini berfluktuasi. Kalau tahun 2010 baru 7.959 unit, 2011 melesat menjadi 109.592 unit, dan tahun 2012 merosot menjadi 64.785 unit.
Tahun 2013 penyalurannya meningkat lagi menjadi 102.711 unit, untuk kemudian melorot lagi menjadi 76.057 unit (2014), 76.488 unit (2015), 58.469 unit (2016), hingga mencapai titik terendah tahun 2017 sebanyak 23.763 unit.
Setelah itu penyaluran subsidi FLPP untuk pemilikan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu kembali menanjak, hingga mencapai rekor tertinggi tahun ini.
Yaitu, 57.939 unit tahun 2018, 77.835 unit (2019), 109.253 unit (2020), 178.728 unit (2021), 226.000 unit (2022), 229.000 unit (2023), sebelum turun lagi tahun 2024 menjadi 200.300 unit.
Baca juga: BP Tapera Sebut Daya Beli Jadi Kendala Pencapaian Target Penyaluran KPR FLPP
Menurut Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, realisasi FLPP 2025 yang mencatat rekor tertinggi itu merupakan hasil kerja keras semua pihak terakit.
“Terima kasih kepada semua pihak atas kontribusi nyatanya selama ini. Bank penyalur KPR, asosiasi pengembang, para pengembang, dan ekosistem perumahan, yang tiada henti berjuang agar MBR bisa memiliki rumah pertamanya,” katanya.
Penyaluran FLPP tahun ini melibatkan 39 bank penyalur KPR, 22 asosiasi pengembang, 7.785 pengembang yang membangun 12.450 perumahan di 33 provinsi dan 399 kabupaten/kota.
Buruh dan karyawan tercatat sebagai penerima manfaat FLPP tertinggi sebanyak 74,62 persen, diikuti wirastasta 13,19 persen, PNS 7,33 persen, anggota TNI/Polri 1,95 persen, dan lainnya 2,91 persen.
Komisioner Heru berharap lebih banyak lagi MBR yang bersegera memanfaatkan KPR FLPP yang disalurkan 39 bank itu untuk membeli rumah pertamanya. “Ayo segera manfaatkan peluang ini. Pastikan rumah pertama menjadi milikmu,” ajaknya.