Senin, Desember 8, 2025
HomeBerita PropertiKunjungan Turis Meningkat, Tapi Okupansi Hotel Belum Juga Membaik

Kunjungan Turis Meningkat, Tapi Okupansi Hotel Belum Juga Membaik

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan awal Desember 2025, okupansi atau tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Indonesia pada Oktober 2025 mencapai 39,53 persen.

Meningkat 1,33 persen poin secara bulanan (mtm) atau dibanding September 2025, namun menurun 4,36 persen poin dibandingkan Oktober 2024 (yoy). Kunjungan turis asing dan perjalanan wisnus yang meningkat secara tahunan, belum cukup mendorong kenaikan okupansi hotel di Indonesia.

Okupansi hotel bintang per Oktober 2025 mencapai 52,84 persen. Secara tahunan (yoy) turun 2,83 persen poin dibanding Oktober 2024. Namun, meningkat 2,68 persen secara bulanan (mtm) dibanding September 2025.

Secara kumulatif Januari-Oktober 2025, TPK hotel bintang mencapai 48,13 persen. Turun 3,63 persen poin dibandingkan TPK pada periode yang sama tahun 2024. “Hanya satu provinsi yang mencatat pertumbuhan TPK positif, yaitu DKI Jakarta dengan kenaikan sebesar 0,55 persen poin,” tulis laporan BPS.

Sementara itu okupansi hotel nonbintang pada Oktober 2025 mencapai 25,25 persen. Turun 0,36 secara tahunan (yoy) dibanding Oktober 2024, dan turun 0,13 persen poin secara bulanan (mtm) dibanding September 2025. Secara kumulatif Januari-Oktober 2025, TPK hotel nonbintang mencapai 24,87 persen, turun 1,47 persen poin secara tahunan.

Okupansi tertinggi pada Oktober 2025 tercatat pada hotel bintang 5 sebesar 57,78 persen, terendah pada hotel nonbintang 25,25 persen.

Dibanding Oktober 2024 (yoy), seluruh klasifikasi hotel mengalami penurunan okupansi. Penurunan terdalam pada hotel bintang 4 sebesar 4,73 persen poin. Diikuti hotel bintang 3 yang turun 2,74 persen poin, dan hotel nonbintang yang turun 0,36 persen poin.

Sedangkan secara bulanan (mtm) Oktober 2025 dibanding September 2025, mayoritas klasifikasi hotel mengalami peningkatan okupansi.

Baca juga: Penurunan Okupansi Kamar Hotel Masih Berlanjut

Hotel bintang 4 mengalami kenaikan okupansi terbesar 3,46 persen poin. Diikuti okupansi hotel bintang 3 yang naik 2,91 persen poin, dan okupansi hotel bintang 5 yang hanya naik 0,67 persen poin. Sementara hotel non bintang mengalami penurunan okupansi 0,13 persen poin.

Secara kumulatif Januari-Oktober 2025, TPK hotel di Indonesia mencapai 37,31 persen. Menurun 3,46 persen poin dibanding periode yang sama tahun lalu.

Semua klasifikasi hotel mengalami penurunan. Penurunan TPK terdalam tercatat pada hotel bintang 4 sebesar 5,31 persen poin. Terendah pada hotel nonbintang yang hanya turun 1,47 persen poin.

Rata-rata lama menginap tamu hotel bintang di Indonesia pada Oktober 2025 naik tipis 0,01 persen poin secara tahunan (yoy) menjadi 1,65 malam, namun tidak berubah secara bulanan atau dibanding September 2025.

Umumnya, rata-rata lama menginap tamu asing lebih tinggi daripada tamu Indonesia. Pada Oktober 2025, rata-rata lama menginap tamu asing 2,64 malam, tamu Indonesia 1,51 malam.

Rata-rata lama menginap tamu hotel bintang terlama masih di Provinsi Bali sebesar 2,94 malam, diikuti Papua Selatan dan Papua Barat, masing-masing sebesar 2,12 malam. Tersingkat di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Bengkulu, masing-masing sebesar 1,18 malam dan 1,24 malam.

Berita Terkait

Ekonomi

Turis Yaman Paling Betah Tinggal di Indonesia, Lebih dari 25 Malam

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau turis asing ke Indonesia...

8 Kontrak Pekerjaan Pembangunan Kawasan Legislatif-Yudikatif di IKN Diteken

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mencatat perkembangan penting dalam...

Modal Asing Kian Banyak Masuk, Cadangan Devisa Meningkat, Rupiah Makin Kuat

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Jum'at (5/12/2025), premi risiko investasi...

Cadangan Devisa RI Kian Meningkat, November Bertambah USD200 Juta

Cadangan devisa sangat penting bagi sebuah negara untuk menjaga...

Berita Terkini