Bank BRI Paparkan Indeks Bisnis UMKM, Konstruksi Jadi Pendorong
Bank BRI merilis Indeks Bisnis UMKM untuk periode kuartal ketiga (Q3) 2025 beserta proyeksi untuk Q4 2025. Hasil survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis UMKM masih berada pada fase ekspansi dengan nilai indeks 101,9.
Pada saat yang sama, optimisme pelaku UMKM meningkat yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Bisnis yang naik menjadi 120,7 pada triwulan ketiga 2025 dari 116,5 pada periode sebelumnya.
Direktur Micro Bank BRI Akhmad Purwakajaya mengatakan, ekspansi bisnis UMKM tersebut ditopang oleh kombinasi faktor yang saling menguatkan dengan harga barang input yang relatif stabil dan mudah didapat serta kondisi cuaca yang kondusif mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian dan hasil tangkapan ikan nelayan.
“Bukan hanya itu, peningkatan harga jual komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan turut mendorong kenaikan omset pada sektor-sektor tersebut. Aktivitas proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun juga memberikan dorongan signifikan terutama bagi sektor konstruksi,” ujarnya dikutip dari siaran pers Senin (08/12).
Dengan beragam faktor pendukung tersebut, pelaku UMKM memandang prospek usaha pada Q4 2025 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Ekspektasi Bisnis yang meningkat menjadi 120,7 dari 116,5 pada Q3 2025, menunjukkan semakin kuatnya keyakinan para pelaku usaha terhadap peluang pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Program MBG Hingga Perumahan Dorong Kinerja Bank BRI
Kondisi rentabilitas usaha alias kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu tercatat menurun, searah dengan penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang input terutama pada sektor industri pengolahan dan harga barang dagangan pada sektor perdagangan sehingga menekan volume penjualan dan menggerus keuntungan usaha. Hal ini tentu akan berdampak pada kemampuan pebisnis UMKM untuk membayar angsuran pinjaman tepat waktu.
Sementara itu kegiatan investasi masih meningkat sejalan dengan ekspektasi kegiatan usaha yang akan membaik ke depan. Menyongsong Q4 2025, indeks ekspektasi semua komponen menguat karena kemungkinan adanya peningkatan permintaan pada perayaan Natal dan tahun baru, belanja pemerintah yang makin pesat pada akhir tahun, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik.
Dari segi sektoral, Indeks Bisnis UMKM juga secara umum masih berada pada zona ekspansif kendati beberapa sektor mengalami perlambatan. Sektor konstruksi mencatat kinerja paling kuat (112,0), ditopang semakin maraknya proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun.
Sektor pertanian juga menunjukkan akselerasi ekspansi seiring harga input yang terjangkau dan musim kemarau basah yang meningkatkan produktivitas pada tanaman padi dan hortikultura. Ditambah dengan harga jual produk pertanian yang menarik mendorong omset usaha pun membaik.
Sementara itu sektor pertambangan masih ekspansif karena meningkatnya permintaan pasir, batu, dan galian tanah dari sektor konstruksi. Namun ekspansi sektor ini melambat karena curah hujan yang tinggi di beberapa daerah dan adanya regulasi beberapa pemda yang membatasi penambangan pasir.
Selanjutnya, beberapa sektor seperti industri pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan, serta pengangkutan mengalami perlambatan atau kontraksi akibat normalisasi permintaan pasca hari besar keagamaan nasional (HBKN), kenaikan harga input, daya beli masyarakat yang masih lemah, serta persaingan usaha yang semakin ketat. Untuk sektor jasa masih mencatat ekspansi karena aktivitas pekerja dan pelajar kembali normal.
“Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM ini dilaksanakan oleh BRI Research Institute pada 21 September sampai dengan 4 Oktober 2025. Survei ini melibatkan 7.064 responden, yang merupakan debitur UMKM Bank BRI dari berbagai sektor ekonomi dan tersebar di 33 provinsi di Indonesia,” pungkas Akhmad.
Baca juga: Dibanding Kredit Lain, Penyaluran KPR Bank BRI Tumbuh Paling Tinggi
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified systematic random sampling yang dapat merepresentasikan keberagaman sektor usaha, wilayah provinsi, dan skala usaha dari pelaku UMKM.
Nilai indeks di atas 100 menunjukkan bahwa persepsi positif lebih dominan dibandingkan persepsi negatif. Sebaliknya, apabila nilai indeks berada di bawah 100, hal tersebut mencerminkan bahwa jumlah responden yang memberikan jawaban negatif lebih banyak dibandingkan dengan yang memberikan jawaban positif.