Aset Bank Syariah Tembus Rp1.028,18 Triliun. Tapi Hampir Semuanya Masih Bank Kecil
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyatakan, kinerja perbankan syariah terus mencatatkan pencapaian yang membanggakan. Total asetnya telah menembus Rp1.028,18 triliun per Oktober 2025, atau tumbuh 11,34 persen (yoy) dan menjadi yang tertinggi (all time high) sejak bank syariah berdiri di Indonesia akhir 1991.
Penyaluran pembiayaan perbankan syariah tercatat mencapai Rp685,55 triliun pada periode yang sama, atau tumbuh 7,78 persen (yoy), dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp820,79 triliun atau tumbuh 14,26 persen (yoy). Keduanya juga merupakan yang tertinggi selama sejarah bank syariah di Indonesia.
Membaiknya perekonomian nasional diharapkan memberikan dampak positif bagi kinerja perbankan syariah hingga akhir tahun ini. “OJK terus memastikan implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027 terus berlanjut, mendukung perbankan syariah yang terakselerasi dan tumbuh secara berkelanjutan,” kata Dian melalui keterangan tertulis dikutip Minggu (14/12/2025).
Baca juga: Pasar Perbankan Syariah Baru 7,33 Persen. OJK: Jangan “Head to Head” dengan Bank Konvensional
Menurut Dian, penguatan struktur perbankan syariah akan didorong melalui spin-off dan konsolidasi, guna melahirkan bank syariah dengan economic of scale yang lebih besar.
Penguatan ini penting karena mayoritas Bank Umum Syariah (BUS) masih berada pada kelompok KBMI 1 (Kelompok Bank dengan Modal Inti kategori 1 dengan modal inti hingga Rp6 triliun).
Sejauh ini dari 14 bank umum syariah, baru 1 bank syariah yang masuk KBMI 2 dan 3 (modal inti Rp6 triliun-14 triliun dan modal inti Rp14 triliun-Rp70 triliun). Yaitu, Bank Syariah Nasional (hasil merger Unit Usaha Syariah BTN dan Bank Syariah Victoria) dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dengan skala ekonomi yang lebih besar, bank syariah dapat memperluas pembiayaan, mengembangkan model bisnis yang lebih inovatif, meningkatkan efisiensi biaya, memperkuat infrastruktur TI, serta meningkatkan kualitas SDM-nya.
“Skala ekonomi yang memadai, juga akan membuat perbankan syariah makin kontributif terhadap perekonomian nasional,” jelas Dian. Saat ini pangsa pasar bank syariah terhadap total perbankan baru sekitar 7,7 persen.
OJK sendiri berencana menghapus bank KBMI 1 guna mendorong bank syariah yang ada bergabung menjadi bank yang lebih besar. Saat ini selain 14 bank umum syariah, di Indonesia juga ada puluhan unit usaha syariah yang melekat di bank induknya.
Baca juga: Adiwarman Karim: Harus Adil Membandingkan Bank Syariah
Sebelumnya Direktur Utama Bank BSI Hery Gunardi menyatakan, perlu setidaknya tiga bank syariah dengan aset sebesar BSI agar bisa menjadi game changer bagi industri perbankan syariah di Indonesia.
“Kalau masing-masing asetnya Rp300-an triliun, itu keren dan bisa menjadi game changer di market,” ujarnya dalam sebuah acara di Bali beberapa waktu lalu. BSI sendiri saat ini memiliki aset lebih dari Rp400 triliun.