Konsumen Tiongkok Serbu Properti Australia

Tren berbelanja properti di luar negeri tampaknya sedang melanda orang kaya di sejumlah negara Asia. Menyusul orang-orang kaya Indonesia yang gemar mengoleksi apartemen Singapura, kini para investor Tiongkok menyerbu Australia. Pemilik kapital besar di negeri tirai bambu itu belakangan dikabarkan memang semakin rajin ‘melanglang buana’ untuk menanamkan uangnya. Tidak hanya di kawasan Asia, bahkan hingga Eropa.

Tingginya minat investor Tiongkok itu membuat pengembang Australia mau menyesuaikan segala aspek propertinya sesuai selera pasar tersebut. Sejumlah gedung di Sydney, Melbourne, dan Perth sekarang sudah didesain secara khusus agar sesuai dengan minat pembeli Asia. Brosur sejumlah proyek baru juga menampilkan bahasa Tiongkok, bahkan ada agen yang membuat biro khusus untuk menggaet pembeli bermata sipit itu. Tak hanya itu, para pengembang juga memanfaatkan ahli fengshui untuk pengembangan propertinya.
“Saat ini banyak warga Tiongkok mencari tempat yang punya potensi untuk memuaskan gaya hidupnya dan berinvestasi di negara-negara tetangga yang menawarkan keamanan dan pertumbuhan modal menguntungkan, ” kata John McGrath, Chief Executive Mc Grath Estate Agents.
Tahun lalu, diperkirakan 18% penjualan properti di Sydney dan Melbourne dibeli orang Tiongkok. Biro arsitek terbesar di Austaralia, BVN Donovan Hill, bahkan belajar khusus tentang fengshui, ketika dia memenangi kompetisi desain atas proyek apartemen terbesar dan tertinggi di Australia, Greenland, yang dikembangkan oleh pengembang Tiongkok. Seperti dikatakan Phillip Rossington, PrincipalBVN Donovan Hill, dengan sudah mempelajari hal tersebut, bironya dapat mengaplikasikan fengshui pada pembangunan properti tersebut, sesuai keinginan kliennya.
Simbol keuntungan & kematian
Banyak hal yang bagi desainer, arsitek dan pengembang lokal dinilai tidak penting, tapi tidak demikian bagi otang Tiongkok yang punya kultur tertentu. Bagi etnis Tionghoa, letak rak sepatu, pintu warna merah atau hal spesifik lain adalah penting, karena itu hal-hal tersebut kini sudah menjadi komponen utama yang dipertimbangkan dalam desain.
Di proyek Greeland itu misalnya, tidak lagi ditemui tombol lift nomor 4, 14 dan 24. Bagi etnis Tionghoa, angka 4 dinilai sebagai ‘kematian’, sehingga harus dihilangkan. Pada rencana awal, gedung ini juga punya rooftop garden dengan bagian taman yang didesain dramatis. Namun pengembangnya minta diubah, karena bagian itu seakan membentuk caping hijau, yang menurut kepercayaan etnis Tionghoa, lagi-lagi dinilai tidak baik.
Penempatan elemen air juga mendapat perhatian karena dipercaya dapat memberi kemakmuran bagi penghuninya. Sebuah proyek BVN Donovan Hill lain yang dibangun di Sydney bagian barat, ada fasilitas yang sedianya untuk kolam renang diubah menjadi kolam ikan koi oleh kliennya, karena dinilai lebih memberi keuntungan.
Tidak hanya itu, dengan menggandeng ahli fengshui, pengolahan denah banyak yang diulang, mulai dari posisi pintu, dapur hingga saluran air di kamar mandi. Warna yang dipilih harus berasosiasi dengan keuntungan, seperti merah dan emas, begitu pula dengan angka, misalnya 1,6, 8 dan 9. Bagi kultur Australia angka berapa pun tidak masalah, tapi bagi investor dan pengembang Australia angka yang menguntungkan adalah jumlah orang Tiongkok jadi investor asing ketiga terbesar di pasarpropertinya. AYu
(Sumber: ABC)