Laboratorium Ramah Anak
Siang itu Prodia Childlab di Jl Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, masih sepi. Belum terlihat pasien anak-anak berkumpul di ruang tunggu, bermain di ruang main, atau diperiksa di ruang flebotomi (pengambilan darah). “Biasanya pasien ramai pagi atau menjelang malam hari diantar orang tuanya,” kata Hera Yuliana Intantri, Project Head Prodia Childlab kepada HousingEstate yang mengunjunginya medio Desember lalu.

Prodia Childlab yang beroperasi September 2011 memang laboratorium khusus untuk melayani pemeriksaan terkait kondisi klinis anak. Dengan logo healthy and smart, lab dikemas sesuai imajinasi anak, dengan interior yang membuat anak nyaman dan tidak takut. “Anak-anak punya masalah kesehatan spesifik. Karena itu mereka butuh perlakuan khusus termasuk di laboratorium,” jelasnya.
Bangunan lab dibagi dalam ruang lobi, konsultasi, flebotomi, ruang tunggu dan bermain, ruang menyusui, laboratorium, ruang kepala lab, dan kantin. Semua ruang didesain mengikuti karakter anak yang ceria. Masih ada ruang-ruang kosong yang nanti akan digarap untuk ruang praktik juga seperti ruang EKG (elektrokardiogram).
Atraktif
Desain ruang mengalir (linier) sejak pintu masuk sampai ke dalam. Kendati hanya mengandalkan satu bukaan di pintu depan, cahaya alami leluasa masuk karena ukuran pintu yang lebar, yang mereduksi penggunaan lampu dan AC. Plafonnya tinggi (4 m) sehingga ruangan tidak panas. Lobi dan ruang tunggu dibuat menyatu tanpa sekat, supaya lalu lalang anak yang cenderung aktif tidak terhambat, dilengkapi kursi warna-warni di sisi kanan dan kiri.
Bagian pendaftaran dihiasi sederet panel multipleks setinggi 65 cm dan lebar 15 cm dengan gradasi warna mencolok mengitari dinding. Selain sebagai aksen, gradasi warna itu juga diniatkan sebagai pengenalan warna bagi balita. Panel dari sapuan cat duco itu ditutupi panel akrilik transparan untuk meminimalisir bau cat, ditambah sorotan cahaya kuning yang menghangatkan. Sementara ruang tunggu dipercantik dengan rangkaian foto anak-anak ceria berlapis akrilik bening, ruang konsultasi dilapisi wallpaper motif ungu, dan dua kamar mandi didesain dengan warna-warna cerah dan bermotif.

Kursi khusus Ruang flebotomi berukuran 4 x 3 m2 sebagai ruang utama di lab yang dirancang nyaman bagi anak terbagi antara ruang untuk anak lelaki dan perempuan. Keduanya dibedakan lewat permainan warna interior. Ruang flebotomi anak perempuan didominasi warna merah jambu, sedangkan ruang anak lelaki berwarna biru laut. Pembedaan warna juga diterapkan pada pelapis meja, kursi, kasur periksa, dan stool-nya.
Peralatan lab seperti alat ukur darah dan jarum suntik pun dipilih yang nyaman bagi anak, tidak seperti peralatan untuk orang dewasa. “Kebutuhan pengambilan darah anak berbeda. Kami menggunakan alat ukur yang diatur khusus sehingga dapat mengambil volume sampel darah sesedikit mungkin. Anak jadi tidak trauma dan merasa nyaman,” kata Hera.
Guna mengurangi rasa sakit disediakan anestesi lokal dan penggunaan vena detector untuk memeriksa pembuluh darah vena secara lebih lengkap. Kursi yang diduduki anak saat pengambilan darah juga didesain yang memungkinkan anak didampingi atau bahkan dipangku orang tuanya. Kursi dilengkapi panel buka tutup untuk mendukung kenyamanan tindakan pengambilan darah.
Kenyamanan lain adalah ruang bermain dan kantin yang bersebelahan. Sambil menunggu giliran diperiksa, anak bisa bermain dulu dengan aneka peralatan main yang disediakan: perosotan, meja kursi, dan peralatan menggambar. Anak-anak bisa menggambar sesuka hati dan karya-karyanya bisa langsung dipajang di dinding ruang.
Untuk pemeriksaan tertentu, biasanya pasien anak harus puasa dulu. Setelah pemeriksaan anak bisa makan di kantin dengan membawa makanan sendiri. Kantin berukuran 5 x 5 m2 itu dilengkapi stool dan kursi warna-warni plus hiasan dinding seperti di ruang tamu. Rencananya Prodia Childlab menggandeng vendor penyedia makanan sehat di situ. Amel
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.
