Rumah Yang Selalu Bikin Kangen Melaney
                                    Kendati tinggal di apartemen, Melaney tetap pulang 1-2 kali seminggu ke rumah ini.
Melihat penampilannya yang rada-rada cuek, bicara ceplas-ceplos, dan sering ngocol pada saat mengisi acara di beberapa stasiun TV dan radio, kita tidak menyangka kalau Melaney tergolong perempuan rumahan. Ia mengaku selalu kangen dengan rumah orang tuanya di Jalan Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi-Jawa Barat. “Setiap minggu 1-2 kali saya selalu menyempatkan pulang ke rumah,” katanya. Sehari- hari bersama suaminya Tyson Lynch, warga negara Australia, tinggal di apartemen Thamrin City, Jakarta Pusat.
Perempuan kelahiran Medan, 24 Februari 1981, dengan nama lengkap Agnes Melani Siahaan ini, merasa ada ikatan batin dengan rumah yang ditinggalinya sejak berumur satu tahun itu. Kalau sekarang ia tinggal di apartemen, lebih untuk memudahkannya melakoni profesi sebagai penyiar radio, presenter TV, dan MC yang sebagian besar aktivitasnya di tengah kota.
Menurut Melaney, rumah di Jatiwaringin itu memiliki makna yang luar biasa baginya. “Rumah adalah the last shelter, tempat kita kembali untuk recharge energi, recharge creativity, and many think bersama keluarga,” kata sulung dari tiga bersaudara yang tengah hamil tujuh bulan itu. Rumah yang ia huni bersama orang tuanya Ricardo Siahaan dan Sylvia Herawatie, serta kedua saudara kandungnya itu, berdiri di atas kavling pojok seluas 300 m2. Dulu bangunannya hanya satu lantai seluas kurang lebih 100 m2. Tapi, sejak empat tahun lalu direnovasi total menjadi dua lantai dengan fasad modern minimalis.
Plong
Keistimewaan rumah besar seluas 500 m2 tersebut terletak pada layout ruangnya yang meminimalkan sekat-sekat masif. Karena itu rumah besar tersebut terasa makin luas dan nyaman. Apalagi, ditunjang plafon yang tinggi, sekitar 3,5 m dari lantai, dan keberadaan taman kering yang terhubung dengan ruang keluarga dan ruang makan melalui bukaan pintu lipat besar (folding door). “Pakai sekat bikin sumpek, enak dibuat plong seperti ini,” kata Ibunya Sylvia Herawatie.
Ruang keluarga menjadi tempat favorit Melaney dan anggota keluarga lain berkumpul bersama. Karenanya tidak diadakan pesawat televisi di ruang itu agar tidak mengganggu perhatian mereka saat ngerumpi bersama. Untuk menghangatkan suasana, Sylvia keluar dari arsitektur rumah yang bergaya modern simpel. Ia mengisinya dengan perabot-perabot bergaya klasik. Mulai dari sofa, lampu gantung, lemari besar untuk menyimpan pernak-pernik kristal, sampai guciguci dalam berbagai ukuran.
“Saya sengaja atur seperti itu, dicampur. Kalau minimalis semua nanti bosan,” jelasnya. Selain ruang keluarga dan ruang makan, dilantai bawah juga tersedia ruang tamu meskipun tidak begitu besar, hanya cukup untuk menempatkan satu set sofa, coffee table, dan lemari untuk menyimpan aneka pajangan. Fungsi ruang lain di lantai bawah adalah kamar tidur utama yang akses pintunya berdekatan dengan ruang keluarga. Sedangkan dapur dan garasi lebih dekat dengan ruang makan.
Lantai atas
Semua anak mendapat kamarnya di lantai atas, kendati Melaney dan adik keduanya sama-sama tinggal di apartemen. Seperti lantai bawah, di lantai atas penataan ruangnya juga dibuat plong dengan menempatkan seperangkat sofa sebagai tempat kumpul bersama. Suasananya juga nyaman, dengan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang bagus karena tersambung dengan void yang terletak persis di atas taman kering lantai bawah.
Di ruang ini ada alat musik organ, seperangkat audio, alat-alat fitnes, dan pesawat televisi. Tapi, lagi-lagi kalau melihat penempatannya, televisi itu juga tidak dijadikan sebagai daya tarik untuk nonton bersama. Kamar Melaney tidak jauh dari ruang bersama ini. Ukurannya tidak terlalu luas, karena terpotong kamar mandi di dalam. Dindingnya dicat dengan warna-warna ngejreng oranye dan hijau. Selain tempat tidur, meja rias dan lemari pakaian, di pojok kamar juga terdapat sofa bed kulit warna hitam.
Di lantai atas Melaney memiliki kamar lain yang disebut sebagai “Karya Melaney”. Kamar tersebut untuk menyimpan segala macam koleksi seperti tas, sepatu, pakaian, dan aksesori yang ia miliki. Semua koleksi tersusun rapi dalam lemari dan rak-rak tinggi. Dengan suasana rumah yang nyaman dan hangat seperti itu, pantaslah kalau Melaney selalu kangen dengan rumah tempat ia dibesarkan. Yudis
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.



