Senin, Oktober 13, 2025
HomeApartmentMargahayu Land, Dari Bandung Merambah Jakarta

Margahayu Land, Dari Bandung Merambah Jakarta

Margahayu Land punya sejarah panjang dalam pembangunan perumahan. Perusahaan pengembang yang sekarang dikendalikan generasi kedua itu sudah berkiprah di sektor perumahan selama 40 tahun. Didirikan tahun 1971 di Bandung, Jawa Barat, Margahayu Raya, namanya saat itu, memulai pembangunan proyeknya tahun 1976. Nama perumahannya sama, Margahayu Raya di kawasan Buah Batu, Kota Bandung.

Hari Raharta Sudradjat housing-estate.com
Hari Raharta Sudradjat

Margahayu Land  sekarang di tangan generasi kedua, Hari Raharta Sudradjat. Sekjen Realestat Indonesia (REI) ini sebelumnya pernah menjadi Ketua REI Jawa Barat. Hari menyebut perusahaanya selalu fokus menyediakan hunian bagi masyarakat kebanyakan. Ia menyatakan kalau peluncuran KPR pertama tahun 1976 dilangsungkan di Semarang, di Jawa Barat pencanangannya di perumahan Margahayu Raya.

“Saat itu tahun 1979, saya sampai bolos sekolah untuk melihat pencanangan KPR yang dilakukan Pak Cosmas Batubara (Menteri Negara Perumahan Rakyat). Jadi kalau dirunut hingga saat ini, Margahayu sudah mengembangkan hunian lebih dari 50 ribu unit, sebagian besar rumah murah,” ujar Hari Raharta, Presdir Margahayu Land, kepada housing-estate.com di Jakarta, Jumat (2/9).

Proyek yang dikembangkan Margahayu Land tersebar di sejumlah kota Jawa Barat seperti Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, dan Bekasi. Di tangan Hari Margahayu merambah Jakarta dengan mengembangkan sejumlah proyek apartemen. Di Jl Latumenten, Jakarta Barat, mengembangkan apartemen murah Menara Latumenten (1,3 ha/1.400 unit). Kemudian di Jl Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan, Hargahayu mengembangkan apartemen menengah atas The Kencana yang sudah hamper rampung. Selain itu ada 19 Avenue Daan Mogot yang menyasar segmen menengah. Selain itu masih ada beberapa proyek properti di Bandung. Kini Hari akan membawa perusahaannya menggarap proyek yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) seperti hotel, mal, perkantoran, dan pengelolaan apartemen.

“Sekarang dengan semakin mahalnya harga lahan arah pengembangannya ke proyek high rise seperti rumah susun (rusun) dan apartemen. Ini tantangan tersendiri karena proyek rusun berbeda dengan rumah tapak. Itu belum termasuk bagaimana mengedukasi konsumen untuk beralih ke rusun,” imbuhnya.

Berita Terkait

Ekonomi

September Penjualan Eceran Diprediksi Tumbuh Lebih Tinggi

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (SPE BI) Agustus 2025...

Ada HUT RI, Penjualan Eceran Agustus Tumbuh Jauh Lebih Tinggi

Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia September 2025 yang...

Utang Pinjol Terus Menurun, Paylater Tetap Melesat

Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (RDKB)...

Berita Terkini