Rabu, Oktober 22, 2025
HomeNewsBerita UmumAntisipasi BPJT Urai Kemacetan Mudik Lebaran

Antisipasi BPJT Urai Kemacetan Mudik Lebaran

Foto: tol Jakarta-Cikampek atau Cipali

Antisipasi BPJT Urai Kemacetan Mudik Lebaran

Rabu, 29 Mei 2019

 

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengaku telah mengantisipasi sejumlah titik rawan kemacetan saat musim mudik Lebaran tahun ini yang akan berlangsung pekan ini hingga pekan depan. Antara lain tiga titik rawan macet di jalan tol Trans Jawa. Yaitu, Cikampek Utama, pintu tol Kalikangkung, dan Kartosuro-Solo.

“Di tiga tempat yang paling rawan ini akan kita pasang gardu tambahan untuk mengakomodasi lonjakan volume kendaraan yang tinggi. Penambahan gardu kita hitung bisa menambah kecepatan 3-4 detik per kendaraan,” kata Danang Parikesit, Kepala BPJT, melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Selain pemasangan gardu tambahan, strategi lain mengurai kemacetan adalah dengan memberlakukan manajemen lalu lintas sistem satu arah dan contra flow. Pengguna jalan tol juga akan diberi insentif berupa diskon tarif tol sebesar 15 persen selama 27-29 Mei dan saat nanti arus balik tanggal 10-12 Juni 2019. Dengan diskon itu diharapkan arus lalu lintas lebih merata, tidak menumpuk di beberapa hari tertentu.

Kerja sama dan koordinasi juga dilakukan dengan instansi lain seperti Korlantas Polri, Ditjen Perhubungan Darat, dan Ditjen Bina Marga untuk mengatur proses arus mudik bisa lancar dan aman. Disediakan juga gardu tol khusus pembayaran cash dan gardu untuk top up kartu e-toll bila saldo e-toll tidak mencukupi.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menambahkan, yang menjadi perhatian bukan hanya jalan tol Trans Jawa tapi juga seluruh ruas jalan nasional yang sudah terhubung sepanjang 5.000 km dan sekitar 7.000 km di Sumatera.

“Jalan nasional di Jawa itu strukturnya sudah terbentuk dan kita pastikan kemantapannya saat ini mencapai 93 persen, sedangkan di Sumatera 88 persen. Kita juga siapkan 85 rest area di sepanjang ruas tol Trans Jawa atau setiap 20 km, sementara di Trans Sumatera ada 15 rest area di Medan, tujuh di Bakauheni-Terbanggi Besar, dan tujuh di Pematang Panggang-Kayu Agung,” jelasnya.

Kemantapan jalan adalah roughness index kerataan jalan di mana dalam setiap satu km terdapat beberapa titik jalan yang tidak rata. Jalan mantap artinya jalan tersebut tidak memiliki lubang sehingga kendaraan bisa melaju di atas kecepatan 60 km/jam tanpa gangguan jalan yang tidak rata, berlubang, dan gangguan konstruksi.

Pengamat tata kota Yayat Supriatna menyatakan, yang harus diwaspadai juga kemacetan di jalan nasional yang diakibatkan pasar tumpah atau pasar kaget yang membuat ruas jalan jadi terpotong. “Ini harus ada kerja sama antara kepolisian dan pemerintah daerah untuk memperbanyak petugas di lapangan. Bisa juga dengan mengatur jam kegiatan, misal hanya jam 5-7 pagi sehingga saat arus kendaraan meningkat jalanan sudah steril,” tuturnya.

Berita Terkait

Ekonomi

Mandiri Raih Best Bank in Indonesia, Ini Capaiannya

Bank Mandiri berhasil mempertahankan gelar sebagai Best Bank in...

KUR Perumahan Resmi Diluncurkan, Pemerintah Berharap Pembangunan Rumah Meningkat

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Prabowo Subianto, menyaksikan...

Berita Terkini