Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiYustinus Prastowo: Properti Masih Jadi Anak Tiri

Yustinus Prastowo: Properti Masih Jadi Anak Tiri

Ajang Housing Estate Green Property Awards (GPA) dan HousingEstate Awards 2019 yang diadakan di Jakarta, Rabu (20/11/2019), juga diisi paparan Yustinus Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA). Yustinus memaparkan mengenai sektor properti dikaitkan dengan sektor perpajakan dan beberapa masukan yang bisa disampaikan guna memberikan insentif sehingga sektor ini bisa segera pulih.

“Kita tahu penerimaan pajak kurang menggembirakan dan sektor properti menjadi yang paling terdampak. Sektor dengan multiplayer paling besar ini ternyata penurunannya juga paling besar. Itu harusnya membuat pemerintah lebih perhatian terhadap sektor ini karena dampak ekonominya juga sangat besar,” katanya.

Beberapa fakta diperlihatkan Yustinus. Sektor real estat sejak tahun 2015 terus mengalami penurunan pertumbuhan. Tahun 2015 PDB (produk domestik bruto) sektor real estate 4,1 persen, tahun 2016 naik menjadi 4,7 persen, tahun 2017 merosot menjadi 3,7 persen, tahun 2018 turun lagi menjadi 3,6 persen, dan tahun ini diproyeksikan bisa naik menjadi 4,1 persen dan tahun depan 4,9 persen. Pertumbuhan sektor properti itu bahkan lebih rendah dibandingkan jasa keuangan dan asuransi, konstruksi, dan perdagangan umum.

Penerimaan pajak dari sektor real estat dan konstruksi juga relatif kecil, hanya Rp6,48 triliun dengan kontribusi 6,9 persen terhadap PDB. Bandingkan dengan sektor jasa keuangan yang mencapai Rp137,38 triliun atau 14,5 persen dan perdagangan Rp197,47 triliun atau 20,9 persen. Sektor properti hanya lebih tinggi dari transportasi dan pergudangan sebesar 4,3 persen.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga memperlihatkan realisasi investasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan gedung perkantoran pada triwulan kedua 2019 anjlok menjadi sekitar Rp31 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang Rp43,4 triliun.

“Makanya menurut saya perhatian pemerintah pada sektor ini masih terlalu sedikit. Padahal, dampak ekonomi yang dihasilkannya sangat besar. Berbagai insentif dikeluarkan tapi nyatanya belum bisa jadi darah segar untuk mengobati lesu darah sektor ini yang sudah cukup panjang. Properti sepertinya masih jadi anak tiri, di sisi lain kualitasnya seperti terus menurun, daya dukung menurun, padahal penduduk terus bertambah. Harusnya kita meniru Negara seperti di Bulgaria, Rumania, Amerika, bahkan Malaysia, dan India yang pemerintahnya memberikan pengurangan pajak langsung khususnya terhadap proyek properti yang menerapkan konsep hijau,” jelas Yustinus.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini