Sabtu, September 6, 2025
HomeNasionalTriwulan Empat Penjualan Rumah Melesat

Triwulan Empat Penjualan Rumah Melesat

Penjualan rumah baru pada triwulan IV 2023 secara tahunan (YoY) meningkat pesat, mencapai 3,37% dibanding triwulan III yang terkontraksi minus 6,59%. Peningkatan penjualan itu terjadi pada seluruh tipe rumah. Terutama rumah menengah (6,29%) dan besar (19,93%). Penjualan rumah kecil juga lebih baik meski masih berada dalam zona kontraksi (minus) 1,60 persen. Demikian hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di pasar primer versi Bank Indonesia (BI) yang dipublikasikan di situs BI beberapa hari lalu.

Survei meneropong perkembangan harga dan penjualan rumah baru di 18 kota di Indonesia. Yaitu, Bandung, Bandar Lampung, Banjarmasin, Denpasar, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Padang, Medan, Makassar, Manado, Surabaya, Pontianak, Batam, Balikpapan, Jabodebek-Banten, Pekanbaru, dan Samarinda.

BI tidak menyebutkan penyebab melesatnya penjualan rumah pada triwulan akhir 2023 itu. Tapi, besar kemungkinan karena semua developer memang fokus menggenjot penjualan pada periode itu, dengan memberikan aneka insentif yang memudahkan konsumen membeli rumah, dan secara relatif tidak menaikkan harga. Selain itu mungkin juga didorong, kendati masih terbatas, oleh kebijakan pemberian insentif free PPN yang dilansir pemerintah sejak awal November 2023 untuk rumah siap huni.

Berdasarkan informasi dari responden, SHPR BI mencatat sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial primer selama ini, yang kesemuanya membuat harga rumah menjadi mahal. Yaitu, masalah perizinan/birokrasi (33,62%), suku bunga KPR (28,07%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (22,83%), dan masalah perpajakan (15,47%). Kendala yang menghambat penjualan rumah yang disebutkan BI itu merupakan problem klasik pengembangan dan pemasaran properti di Indonesia.

Penjualan rumah baru yang meningkat pesat itu ditopang oleh masih kuatnya penjualan rumah secara kuartalan (QtQ) pada triwulan IV 2023. Tercermin dari pertumbuhan penjualan rumah primer sebesar 2,12% meski tidak setinggi pertumbuhan triwulan tiga (6,74%). Masih kuatnya penjualan rumah secara triwulanan terutama ditopang oleh penjualan rumah kecil (3,81%) dan besar (1,22%). Sementara penjualan rumah menengah terkontraksi (minus) 0,62%.

Pembiayaan pengembangan rumah sebagian besar (72,82%) masih ditopang dana non perbankan terutama dana internal perusahaan developer, disusul pinjaman perbankan (16,07%) dan pembayaran tanda jadi dan/atau uang muka dari konsumen (7,14%). Sementara dari sisi konsumen, KPR/KPA dari perbankan masih menjadi andalan pembiayaan pembelian rumah dengan pangsa 75,89% dari total pembiayaan, diikuti cara bayar tunai bertahap (17,24%) dan tunai keras (6,73%). Pada triwulan IV 2023 penyaluran KPR/KPA tumbuh 12,17% secara tahunan, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III yang 12,32%.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini