Jumat, September 5, 2025
HomeNewsEkonomiModal Asing Deras Masuk, Kurs Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000

Modal Asing Deras Masuk, Kurs Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000

Bank Indonesia (BI) mencatat, berdasarkan data transaksi 13–16 Mei 2024, nonresiden atau asing di pasar keuangan domestik tercatat melakukan beli neto Rp22,06 triliun. Terdiri dari beli neto Rp5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sedangkan selama tahun 2024 berdasarkan data setelmen s.d. 16 Mei 2024, asing melakukan jual neto Rp42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,05 triliun di pasar saham, namun beli neto Rp53,18 triliun di SRBI. Karena modal asing (portofolio) kembali deras masuk ke Indonesia menyusul keputusan BI menaikkan BI rate menjadi 6,25% untuk mengendalikan gejolak nilai tukar, rupiah pun menguat ke level di bawah Rp16.000.

Mengutip keterangan tertulis BI melalui Asisten Gubernur/Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono, pada Kamis (16/5/2024) rupiah ditutup di level (bid) Rp15.920 per dolar AS Jisdor BI, dan dibuka melemah tipis di level (bid) Rp15.940 saat pembukaan pasar, Jum’at (17/5/2024), dan melemah lagi ke level Rp15.980 pada penutupan perdagangan Senin (20/5/2024) namun bertahan di level di bawah Rp16.000.

Baca juga: Rupiah Belum Kembali ke Level di Bawah Rp16.000

Karena arus modal asing kembali menderas masuk, yield SBN 10 tahun pun turun ke level 6,86%. Sedangkan DXY melemah ke level 104,46, dan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,375%. DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF). Sementara UST atau US Treasury Note adalah surat utang negara yang diterbitkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Begitu pula premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun, per 16 Mei 2024 turun ke level 68,98 bps, dibandingkan 10 Mei 2024 yang tercatat 71,58 bps. Para pengamat memperkirakan, rupiah akan makin menguat bila neraca perdagangan tetap surplus dan defisit transaksi berjalan cukup terkendali.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini