Cadangan Devisa Meningkat, Investasi Asing Tetap Mengalir

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2024 tercatat sebesar 139,0 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan akhir April 2024 yang tercatat 136,2 miliar dolar AS. Mengutip keterangan tertulis Asisten Gubernur/Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono akhir pekan lalu, kenaikan posisi cadangan devisa itu antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penerbitan global bond pemerintah.
“Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor, atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” kata Erwin.
BI menilai cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Ke depan BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga, seiring dengan bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara itu Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan I 2024, mencatat kewajiban neto yang menurun. Yaitu, 253,0 miliar dolar AS dibanding akhir triwulan IV 2023 yang tercatat 261,2 miliar dolar AS.
Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan I 2024, turun 0,8% (qtq) menjadi 738,7 miliar dolar AS dari 745,1 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2023.
Perkembangan KFLN tersebut disebabkan oleh tetap terjaganya aliran masuk modal asing pada investasi langsung, sebagai cerminan tetap terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Sementara itu investasi portofolio dalam bentuk surat utang domestik, mencatat aliran keluar seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Penurunan posisi KFLN juga dipengaruhi faktor perubahan lainnya, seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk Rupiah, sehingga menurunkan nilai instrumen keuangan domestik.
Posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2024 tercatat 485,7 miliar dolar AS, naik 0,4% (qtq) dari 483,9 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2023.
Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan penempatan di luar negeri, dengan peningkatan terbesar pada aset investasi Lainnya dalam bentuk simpanan dan piutang usaha.
Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor perubahan lainnya, seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca juga: Ini Alasan BI Keukeuh Pertahankan BI Rate 6,25%
BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan I 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan I 2024 sebesar 18,4%, lebih rendah dari 19,0% pada triwulan IV 2023.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,6%) terutama, dalam bentuk investasi langsung.
BI terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia. Terus memperkuat respons bauran kebijakan bersama pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Selain itu BI akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian.