Rabu, Oktober 22, 2025
HomeMoneterCadangan Devisa Juni Meningkat, Rupiah Menguat

Cadangan Devisa Juni Meningkat, Rupiah Menguat

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 tercatat USD140,2 miliar. Meningkat dibanding akhir Mei 2024 sebesar USD139,0 miliar.

Menurut Asisten Gubernur/Kepala Divisi Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, kenaikan cadangan devisa itu dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Ia menyebutkan, cadangan devisa akhir Juni 2024 itu setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” katanya melalui keterangan tertulis, Jum’at (5/7/2024).

Ke depan BI memandang cadangan devisa tetap memadai. Antara lain karena prospek ekspor tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap surplus. Sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional, dan imbal hasil investasi yang menarik.

Bersamaan dengan peningkatan cadangan devisa itu, nilai tukar rupiah juga menguat. Pada perdagangan Kamis, 4 Juli 2024, rupiah ditutup di level (bid) Rp16.325 per dolar AS.

Bersamaan dengan naiknya yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun ke level 7,071%, melemahnya DXY (indeks USD terhadap 6 mata uang kuat lain) ke level 105,13, dan turunnya yield UST (US Treasury) Note 10 tahun ke level 4,359%.

Pada pembukaan perdagangan Jumat, 5 Juli 2024, rupiah terus menguat, dibuka pada level (bid) Rp16.315 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan sore hari, rupiah masih menguat di level Rp16.220-Rp16.320. Sedangkan yield SBN 10 tahun turun ke level 7,06%.

Baca juga: Akhirnya Rupiah Menguat Juga, Tapi Masih di Atas Rp16.000

Sementara mengenai aliran modal asing pada minggu pertama Juli 2024 (1-4 Juli 2024), nonresiden (asing) tercatat melakukan beli neto Rp8,34 triliun. Terdiri dari beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, beli neto Rp8,15 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan jual neto Rp1,89 triliun di pasar SBN.

Selama tahun 2024 berdasarkan data setelmen s.d. 4 Juli 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp32,58 triliun di pasar SBN, jual neto Rp9,06 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp139,79 triliun di SRBI.

Mengiringi aliran modal asing yang kembali deras masuk itu, premi risiko berusaha atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 4 Juli 2024 juga turun ke level 73,58 bps, dari 77,05 pada 28 Juni 2024.

Berita Terkait

Ekonomi

KUR Perumahan Resmi Diluncurkan, Pemerintah Berharap Pembangunan Rumah Meningkat

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Prabowo Subianto, menyaksikan...

Menko Airlangga: Program Magang Akan Lebih “Ngegas”, Daftar Lewat MagangHub

Program magang bagi fresh graduate (sarjana/diploma) tahap pertama (batch...

BNI Sediakan Trade Facility Untuk Geo Pipa Energi, Dorong Sustainable Finance

Bank BNI memperkuat komitmen terhadap pengembangan energi baru dan...

Berita Terkini