Kenaikan Harga Rumah Melambat, Penjualan Seret

Harga semua tipe rumah tetap meningkat pada triwulan II-2024, namun kenaikannya melambat secara tahunan (yoy) dibanding triwulan sebelumnya. Hal itu terungkap dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan II versi Bank Indonesia (BI) yang dirilis Jum’at (16/8/2024).
Perlambatan kenaikan harga itu tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Triwulan II-2024 sebesar 1,76 persen (yoy), dibanding 1,89 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Yang paling melambat kenaikannya harga rumah kecil dari 2,41 persen menjadi 2,09 persen. Disusul rumah menengah dari 1,60 persen menjadi 1,45 persen, dan rumah besar dari 1,53 persen menjadi 1,47 persen.
Perlambatan kenaikan IHPR terbesar terjadi di Kota Batam dari 4,58 persen menjadi 2,25 persen. Disusul Jabodetabek-Banten dari 2,98 persen menjadi 1,44 persen, kemudian Medan, Makassar, dan Semarang dalam persentase kurang 0,3 persen perlambatannya.
Baca juga: Penjualan Rumah Anjlok, Paling Merosot Penjualan Rumah Kecil
Demikian pula secara triwulanan (qtq), IHPR di pasar primer pada triwulan II-2024 hanya tumbuh 0,35 persen dibanding 0,57 persen pada triwulan sebelumnya.
Yang melambat kenaikan harga rumah kecil dan menengah, sedangkan harga rumah besar meningkat 0,34 persen dibanding 0,27 persen pada triwulan I. Perlambatan kenaikan IHPR itu terutama terjadi di Samarinda, Denpasar, dan Pontianak.
BI menyebut perlambatan kenaikan harga rumah di pasar primer itu, dipengaruhi antara lain oleh menurunnya harga bahan bangunan.
Tercermin dari inflasi subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal Juni 2024 yang tercatat 0,49 persen (yoy) dibanding 0,76 persen (yoy) pada triwulan I 2024.
Tapi, perlambatan kenaikan harga rumah itu diduga juga karena penjualannya yang merosot. Di bagian lain SHPR BI triwulan II-2024 disebutkan, pertumbuhan penjualan rumah anjlok karena hambatan pengembangan dan pemasaran.