Kredit Properti Tumbuh Tinggi, Terutama KPR

Berbeda dengan kredit pemilikan kendaraan bermotor yang tetap tumbuh lemah (di bawah 10 persen), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh tinggi. Mencapai 14,2 persen pada Juli 2024 dibanding 12,6 persen pada Januari 2024.
Mengutip Kontan.id, peningkatan KPR itu terutama dipicu oleh insentif pembebasan PPN hingga 100 persen yang diterapkan pemerintah sejak November 2023.
Penyaluran KPR untuk rumah tipe 70 ke atas tercatat meningkat paling pesat, mencapai 19,68 persen pada Juli dibanding 10 persen pada Juni 2024, 19,66 persen pada Mei dan 23,79 persen pada April.
Hal itu bisa dimaklumi. Pada rumah menengah atas nilai diskon PPN 100 persen itu terhadap harga rumah terbilang tinggi. Untuk rumah seharga Rp1 miliar saja, diskon PPN-nya mencapai Rp110 juta. Tarif PPN saat ini tercatat 11 persen.
Para pengamat sudah memperkirakannya sejak awal. Sementara KPR rumah tipe 22-70 tumbuh 12,88 persen pada Juli dibanding 12,76 persen pada Juni, 12,29 persen per Mei, dan 10,83 persen pada April.
Sedangkan KPR rumah tipe 21 terkontraksi (minus) 7,56 persen per Juli, dibanding kontraksi Juni 2024 sebesar 6,95 persen.
Developer real estate memang sangat sedikit melansir rumah komersial tipe 21, kecuali rumah bersubsidi. Jadi, masuk akal KPR rumah tipe 21 terus terkontraksi.
Secara keseluruhan, kredit properti (KPR, KPA, kredit real estate, dan konstruksi) tumbuh 11,20 persen pada Juli 2024 (yoy). Tertinggi selama 18 bulan terakhir.
Menurut Investor.id, Januari 2023 kredit properti sempat melesat 21,52 persen, sebelum kemudian menurun secara bertahap.
Mengutip Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) Bank Indonesia (BI), kredit properti Juli 2024 mencapai Rp915,93 triliun. Secara tahun kalender atau Januari-Juli (ytd) tumbuh 7,60 persen.
Pertumbuhan kredit properti Juli 2024 yang lumayan tinggi itu, terutama disumbang penyaluran KPR rumah tapak yang meningkat 13,94 persen (yoy) senilai Rp704,36 triliun, dibanding Juni yang tercatat Rp618,19 triliun. Rinciannya seperti sudah disebutkan di atas.
Sedangkan kredit properti lainnya tumbuh di bawah 10 persen. Selain rumah tapak, kredit ruko/rukan juga tumbuh tinggi kendati nilainya jauh lebih kecil.
Baca juga: Ini Tantangan Penyaluran Kredit Hijau Menurut OJK
Pada Juli 2024 kredit ruko/rukan naik 28,71 persen (yoy) menjadi Rp36,42 triliun, baik berupa kredit pemilikan maupun kredit multiguna beragun ruko/rukan.
Bersamaan dengan peningkatan kreditnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit properti juga meningkat.
Per Juli 2024 tercatat 2,68 persen (gross), menurun dibanding Juli 2023 yang berada di level 2,81 persen, tapi lebih tinggi dibanding Desember 2023 yang hanya 2,47 persen.
Pertumbuhan kredit properti yang tinggi itu diperkirakan berlanjut sampai akhir 2024, menyusul kebijakan pemerintah memperpanjang insentif free PPN 100 persen hingga akhir Desember 2024.