Semester I 2024 Nilai Bisnis Konstruksi Rp423 Triliun Lebih

Tren pertumbuhan sektor jasa konstruksi di Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Hingga semester pertama 2024, nilai bisnis konstruksi di Indonesia mencapai Rp423,4 triliun atau 12,73 persen dari Rp3.325,1 triliun total anggaran belanja negara tahun 2024.
Capaian ini memberi harapan besar bagi pelaku industri termasuk produsen baja ringan BlueScope Indonesia. Wakil Presiden Sales dan Marketing di NS BlueScope Indonesia Irfan Fauzie mengatakan, tren positif industri jasa konstruksi ini telah memberikan hasil yang baik bagi para pelaku usaha.
“Pertumbuhan yang positif ini akan bisa terus berlanjut kalau semua pelaku industri bisa saling berkolaborasi dan bersinergi dengan cara menghadirkan produk berkualitas dalam mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia,” katanya dalam siaran pers yang diterbitkan Senin (25/11).
Tren pertumbuhan yang positif ini didorong juga dengan sejumlah agenda reguler yang difasilitasi oleh pemerintah khususnya Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Salah satunya adalah program tahunan Konstruksi Indonesia 2024 yang menampilkan lebih dari 150 brand dengan menyedot pengunjung 15 ribu dalam pameran yang digelar beberapa waktu lalu di ICE BSD.
Kegiatan ini dihelat oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Konstruksi Kementerian PU yang mengangkat tema Agility dan Adaptability Sektor Konstruksi yang Berdaya Saing. Kegiatan yang diinisiasi pemerintah ini sangat positif khususnya untuk menjadi ruang kolaborasi strategis untuk seluruh stakeholder.
Baca juga: Pembangunan IKN Gunakan Teknologi Mobox Adhi Karya
Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengatakan, sangat penting untuk terus meningkatkan kolaborasi khususnya untuk mendorong inovasi di sektor konstruksi sejalan dengan program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kegiatan konstruksi di Indonesia terus menunjukkan kalau para pelaku sektor ini mampu berkolaborasi dan siap melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk kemajuan bangsa khususnya pemerataan ekonomi bagi seluruh masyarakat. Sekali lagi kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya.
Sementara itu Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PU Abdul Muis mengatakan, kolaborasi khususnya di industri konstruksi menjadi keniscayaan yang harus dilakukan oleh setiap stakeholder.
“Kami sangat mendukung langkah konkret Kementerian PU untuk meningkatkan keberlanjutan di sektor konstruksi dengan mempromosikan teknologi dan material yang mendukung konsep pembangunan rendah emisi,” pungkasnya.