Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiNovember Uang Beredar Hanya Sedikit Meningkat, Ekonomi Belum Cukup Bergairah​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

November Uang Beredar Hanya Sedikit Meningkat, Ekonomi Belum Cukup Bergairah​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2024 sedikit meningkat. Mencapai Rp9.175,8 triliun, atau tumbuh 7,0 persen secara tahunan (yoy), dibanding 6,8 persen pada Oktober 2024 yoy.

“Perkembangan M2 itu didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) 9,1 persen (yoy) dan uang kuasi 2,3 persen (yoy),” kata Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) melalui keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

Sebagai catatan, pada Oktober 2024 pertumbuhan M1 tercatat 7,1 persen, dan uang kuasi 4,2 persen, September 6,9 persen dan 5,3 persen, dan Agustus 7,0 persen dan 5,6 persen.

M2 adalah M1 serta uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter, dan dimiliki swasta domestik dengan sisa jangka waktu (tenor) sampai 1 tahun.

Sementara M1 adalah uang kertas dan logam (uang kartal) yang dipegang masyarakat, termasuk tabungan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah.

Sedangkan uang kuasi adalah simpanan berjangka (deposito) dan tabungan lain (rupiah dan valas) serta giro valas.

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Kenaikan atau penurunan uang beredar mengindikasikan menurun atau meningkatnya likuiditas untuk transaksi dan aktivitas ekonomi. Salah satu petunjuknya adalah penyaluran kredit dan tagihan kepada pemerintah pusat (pempus).

Perkembangan uang beredar pada November 2024, jelas Ramdan, terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pempus.

Kredit yang dimaksud di sini hanya dalam bentuk pinjaman (loans). Tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.

Selain itu, juga tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk (orang asing).

Penyaluran kredit November 2024 tumbuh 10,1 persen (yoy), lebih rendah dibanding Oktober dan September yang tercatat masing-masing 10,4 persen (yoy), Agustus 10,9 persen (yoy) dan Juli 11,7 persen (yoy).

Baca juga: Ekonomi Lemot, Jumlah Uang Beredar Terus Menurun​​​​​​​

Sementara tagihan bersih kepada Pempus tumbuh 1,1 persen (yoy), setelah pada Oktober 2024 terkontraksi 0,1 persen (yoy), dan September 2024 tumbuh tinggi 12,3 persen.

Sedangkan aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,0 persen (yoy), merosot dibanding Oktober 2024 yang tumbuh 1,6 persen, dan meningkat dibanding September 2024 yang terkontraksi (minus) 0,3 persen (yoy).

Dengan kata lain, pada November 2024 ekonomi belum cukup bergairah. Banyak bisnis masih wait and see, menahan belanja dan ekspansi, menunggu terobosan kebijakan yang menggairahkan ekonomi. Pilkada serentak tidak terasa pengaruhnya terhadap perekonomian.

Mungkin pada bulan terakhir tahun ini, likuiditas dan aktivitas perekonomian meningkat, dipicu perayaan hari besar keagamaan/libur panjang akhir tahun. Momen ini biasanya meningkatkan jumlah uang beredar.

Secara keseluruhan pertumbuhan uang beredar yang berkutat di angka 7 persen tahun ini, jauh lebih tinggi dibanding Desember 2023 yang hanya 3,50 persen yoy.

Namun jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan uang beredar 2020 yang tercatat 12,53 persen, 2021 sebesar 13,97 persen, dan 2022 sebesar 8,35 persen.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini