Meningkat Pesat, Hampir 9 Juta Orang Indonesia Bepergian ke LN Selama 2024

Daya beli boleh kendor, tapi jumlah orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri selama 2024 meningkat hampir 1,5 juta dibanding 2023.
Laporan terkini Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan, Senin (3/2/2025), mengungkapkan selama tahun 2024 ada 8,94 juta wisatawan nasional (wisnas) yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Meningkat hampir 1,5 juta dibanding 2023 yang tercatat 7,51 juta orang. Negara-negara di kawasan ASEAN masih mendominasi daftar kunjungan wisnas, dengan Malaysia menjadi tujuan utama (29,25 persen) per Desember 2024.
Kemudian diikuti Arab Saudi (15,47 persen), Singapura (14,74 persen), Tiongkok (5,48 persen), Thailand (5,12 persen), Jepang (4 persen), Kamboja (3,34 persen), Timor Leste (2,70 persen), Australia (2,11 persen), Korea Selatan (1,93 persen), dan negara lainnya (15,87 persen).
Sedangkan secara bulanan, pada Desember 2024 jumlah perjalanan wisnas ke LN mencapai 810,44 ribu perjalanan, meningkat 8,05 persen dibanding November (mtm) dan melonjak 19,03 persen dibanding Desember 2023 (yoy).
Kendati meningkat pesat, menurut BPS, jumlah perjalanan wisnas saat ini masih di bawah kondisi sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Baca juga: Katanya Daya Beli Turun, Tapi Jumlah WNI yang Plesiran ke Luar Negeri Cetak Rekor
Sementara jumlah kunjungan wisatawan asing atau mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Desember 2024 mencapai 1,24 juta kunjungan. Meningkat 13,95 persen secara bulanan (mtm) dan 8,72 perseb secara tahunan (yoy).
Menurut BPS, peningkatan jumlah kunjungan wisman terjadi sejak April 2024. Kemudian cenderung menurun pada September hingga November, dan meningkat kembali pada Desember.
BPS menyebut peningkatan jumlah kunjungan wisman itu menandai pemulihan sektor pariwisata di Indonesia. Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman selama Januari-Desember 2024 mencapai 13,90
juta kunjungan, naik 19,05 persen dibandingkan periode yang sama 2023.
Wisman yang berkunjung ke Indonesia didominasi wisman dari Malaysia (17,76 persen), Singapura (14,11 persen), dan Australia (11,92 persen), disusul Tiongkok, Timor Leste, India, dan Eropa.