Selama 4 Hari Modal Asing Kabur Rp10,33 Triliun, Paling Banyak dari Pasar Saham

Bank Indonesia melaporkan, Jum’at (28/2/2025), selama 24 – 27 Februari 2025 nonresiden atau asing tercatat menarik investasi atau jual neto sebesar Rp10,33 triliun. Terdiri dari jual neto Rp7,31 triliun di pasar saham, Rp1,24 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp1,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sementara selama 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp15,47 triliun di pasar saham, beli neto Rp12,86 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp7,67 triliun di SRBI.
Menerusnya penarikan modal asing portofolio itu dari pasar saham, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melorot dari tahun lalu di atas 7.000 menjadi mendekati 6.200 pada akhir Februari 2025.
Menjelang penutupan sesi dua perdagangan Jum’at (28/2/2025) misalnya, IHSG terpuruk 2,5 persen ke posisi 6323,12. Pemicu utamanya justru saham-saham dari sektor keuangan yang menurut Stockbit mengalami koreksi 2,61 persen, padahal bank-bank tersebut mencatat kinerja keuangan yang baik sepanjang 2024 dan awal tahun ini.
Baca juga: Cadangan Devisa dan Arus Masuk Modal Asing Meningkat, Tapi Rupiah Tetap Makin Payah
Saham Bank BRI (BBRI) misalnya, turun 7,44 persen, Bank BNI (BBNI) turun 7,14 persen, Bank Mandiri (BMRI) minus 1,29 persen, dan BCA minus 1,17 persen. Selama tahun ini hingga akhir Februari (year to date), saham BCA misalnya, sudah terkoreksi 12,14 persen. Sementara saham Bank BNI merosot 7,13 persen dan Bank Oke yang jauh lebih kecil terkoreksi 11,50 persen selama periode yang sama.
Para pengemat dan bankir seperti dikutip media massa menyatakan, penurunan harga saham bank-bank besar itu memang lebih terkait sentimen global, bukan karena kinerja mereka. Selain itu ada juga faktor domestik seperti pembentukan lembaga investasi Danantara, yang memicu kekhawatiran investor asing terhadap independensi bank-bank besar yang berada di bawah pengelolaannya sehingga mereka melepas sahamnya.