Pasar Saham Rebound, Rupiah Menguat Signifikan

Ulasan JP Morgan yang menaikkan peringkat saham perbankan Indonesia berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah, setelah sebelumnya terus melemah mendekati Rp16.600 per dolar AS (USD), antara lain karena aksi jual investor asing di pasar saham Indonesia selama tiga pekan terakhir.
Aksi jual investor asing itu makin menjadi setelah lembaga keuangan global Morgan Stanley menurunkan rating saham Indonesia menjadi underweight.
Bank Indonesia mencatat, selama tahun 2025 berdasarkan data setelmen s.d. 6 Maret 2025, investor asing menarik dananya dari pasar saham sebesar Rp20,12 triliun, yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok mendekati 6.200.
Namun, ulasan lembaga keuangan global JP Morgan membuat pasar saham Indonesia rebound, dengan investor asing membeli (net inflows) saham-saham perusahaan Indonesia yang dianggap prospektif seperti saham perbankan.
Dampaknya nilai tukar rupiah menguat signifikan terhadap dolar AS. Apalagi pada saat bersamaan indeks dolar (DXY) juga melemah ke level 104,06 dibanding 107,24 pekan lalu.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Sudah Menyamai Kurs Saat Krismon 1998
Bank Indonesia melalui keterangan resmi akhir pekan ini mencatat, pada akhir perdagangan Kamis, 6 Maret 2025, rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.325 per USD, menguat 130 poin dibanding Kamis pekan lalu yang tercatat sebesar Rp16.455 per USD.
Rupiah tetap menguat kendati imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke level 6,85 persen, dan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke level 4,278 persen.
Pada pembukaan perdagangan Jumat, 7 Maret 2025, rupiah dibuka makin menguat ke level (bid) Rp16.320 per USD, bersamaan dengan naik tipisnya yield SBN 10 tahun ke level 6,87 persen.
Pada akhir perdagangan Jum’at, 7 Maret 2025, nilai tukar rupiah ditutup melemah 11 poin dibanding sehari sebelumnya ke level Rp16.336, namun menguat signifikan 239 poin dibanding penutupan Jum’at pekan lalu yang tercatat di level Rp16.575 per USD atau kurang lebih sama dengan kurs rupiah saat puncak krismon 1998.
Selain rupiah, mata uang negara Asia yang juga menguat terhadap USD antara lain yen Jepang, peso Filipina, dan ringgit Malaysia. Sedangkan won Korea, rupee India, dolar Taiwan, baht Thailand, dolar Hong Kong, yuan China, dan dolar Singapura melemah.
Bila arus masuk modal asing baik ke pasar saham maupun surat utang domestik seperti SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) berlanjut, nilai tukar rupiah berpotensi menguat ke bawah Rp16.000 per USD.