Profitabilitas Perbankan Menurun, Kredit Bermasalah Meningkat

Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Otoritas Jasa Keuangan yang dipublikasikan akhir pekan lalu menyebut, kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko terjaga.
Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit masih double digit sebesar 10,27 persen secara tahunan (yoy), dibanding Desember 2024 10,39 persen, menjadi Rp7.782 triliun.
Kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,22 persen, diikuti kredit konsumsi 10,37 persen, dan kredit modal kerja 8,40 persen. Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit sebesar 10,98 persen (yoy). Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 15,81 persen, sedangkan kredit UMKM hanya tumbuh
2,88 persen.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,51 persen (yoy) dibanding Desember 2024 sebesar 4,48 persen (yoy) menjadi Rp8.879,2 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 6,86 persen, 6,59 persen, dan 3,49 persen (yoy).
Likuiditas industri perbankan pada Januari 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 114,86 persen (Desember 2024: 112,87 persen) dan 26,03 persen (Desember 2024: 25,59 persen), masih di atas ketentuan (threshold) masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 211,20 persen.
Baca juga: Pacu Pertumbuhan Ekonomi, BI Tambah Insentif Likuiditas ke Perbankan
Sementara itu rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,18 persen, meningkat dibanding Desember 2024 sebesar 2,08 persen, dan NPL net sebesar 0,79 persen, naik dibanding Desember 2024 sebesar 0,74 persen.
Kredit yang berpotensi bermasalah atau Loan at Risk (LaR) tercatat 9,72 persen, meningkat dibanding Desember 2024 sebesar 9,28 persen.
Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, OJK mengklaim rasio NPL gross dan LaR menurun dibanding Januari 2024 yang masing-masing tercatat 2,35 persen dan 11,6 persen. “Rasio LaR tersebut juga di bawah level sebelum pandemi sebesar 9,93 persen (Desember 2019),” tulis hasil RDKB OJK.
Sementara kemampuan mencetak laba atau profitabilitas bank atau Returns on Asset (ROA) mencapai 2,34 persen, turun dibanding Desember 2024 sebesar 2,69 persen.
Kendati kinerjanya tidak begitu kinclong mengawali tahun ini, ketahanan perbankan dinilai tetap kuat. Tercermin dari rasio permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 27,05 persen (Desember 2024: 26,69 persen), menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.