Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia Investment Grade

Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat utang luar negeri Indonesia atau Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia di level BBB, atau satu tingkat di atas level terendah investment grade, dengan outlook stabil pada 11 Maret 2025.
Keputusan Fitch Rating itu mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah yang baik, serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah.
Investment grade adalah penilaian yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit seperti Moody’s, S&P, dan Fitch terhadap utang sebuah negara atau korporasi, yang menunjukkan penerbit utang memiliki kemampuan yang kuat untuk melunasi utangnya.
Utang dengan peringkat investment grade dianggap memiliki risiko gagal bayar yang rendah, sehingga investor boleh merasa lebih aman berinvestasi dalam surat utang tersebut.
Peringkat yang termasuk dalam kategori investment grade biasanya adalah AAA, AA, A, dan BBB (atau Baa1, Baa2, Baa3 pada skala Moody’s.
Karena risiko gagal bayar yang rendah, utang dengan peringkat investment grade biasanya menawarkan imbal hasil (yield) yang lebih rendah dibanding utang dengan peringkat non-investment grade (junk bond).
Investor cenderung berinevstasi dalam surat utang dengan peringkat investment grade. Sedangkan penerbit utang akan berupaya membuat peringkat surat utangnya investment grade agar lebih mudah mendapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih rendah.
Baca juga: Standard & Poor’s: Peringkat Utang Indonesia Tetap Investment Grade
Mengutip keterangan tertulis Bank Indonesia (BI), Selasa (11/3/2025), Fitch mempertahankan peringkat utang Indonesia di investment grade, karena memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 akan didukung oleh permintaan domestik yang kuat, serta belanja publik untuk bantuan sosial dan proyek infrastruktur.
Investasi swasta juga dinilai akan tetap kuat, didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter yang moderat, serta berkurangnya ketidakpastian kebijakan pasca pemilu tahun 2024, dan aktivitas hilirisasi yang berlanjut.
Menurut Fitch, penguatan pada aspek struktural, pendapatan pemerintah, dan ketahanan eksternal akan memberikan peluang untuk peningkatan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia ke depan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil, menunjukkan keyakinan dunia internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia, didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan BI di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.