Sabtu, September 6, 2025
HomeApartmentRumah Seken Dalam Angka, Banyak Yang Turun

Rumah Seken Dalam Angka, Banyak Yang Turun

Harga rumah sekunder di Indonesia mencatatkan penurunan tipis 0,2 persen pada periode Februari 2025 dengan pasokan yang juga turun 1,9 persen secara bulanan (month-on-month). Data ini berdasarkan riset Rumah123 yang dirilis pekan ini.

Untuk kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Bandung, Surabaya, dan Semarang mencatatkan kenaikan sebesar 0,4, 0,4, dan 0,7 persen secara berurutan untuk periode month-on-month. Secara tahunan (year-on-year) sejak Februari 2024, kota-kota besar di Pulau Jawa mencatatkan kenaikan rumah sebagai berikut: Bandung 0,9 persen, Semarang 3 persen, Yogyakarta 8,9 persen, dan Surakarta 0,9 persen.

Untuk harga rumah di Indonesia secara keseluruhan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen pada bulan Februari 2025. Berdasarkan Resale Price Index 99.co dan Rumah123, secara yaer-on-year harga rumah naik 0,9 persen dibandingkan Februari 2024. Lima dari 13 kota dalam indeks mencatatkan kenaikan harga secara bulanan dengan Semarang naik tertinggi sebesar 0,7 persen.

Jakarta menjadi satu-satunya kota yang mengalami stagnasi harga secara month-on-month. Sembilan dari 13 kota mencatatkan kenaikan harga secara year-on-year dengan Yogyakarta naik tertinggi sebesar 8,9 persen, angka dan periode yang sama juga diraih Kota Denpasar.

Sementara itu terkait listing enquiries untuk perumahan, lokasi paling populer adalah Tangerang dengan persentase 15,1 persen dari total listing untuk rumah di Indonesia pada bulan ini. Lokasi terpopuler kedua adalah Jakarta Selatan dengan panngsa pasar 11,2 persen disusul Jakarta Barat sebesar 9,8 persen.

Baca juga: Anak Muda Lebih Suka Beli Rumah Kecil, Harga Terjangkau dan Mudah Dirawat

Untuk wilayah Jabodetabek, kota dengan kenaikan popularitas tertinggi secara month-to-month adalah Tangerang (1,8 persen) diikuti Jakarta Utara (0,7 persen), Jakarta Barat (0,6 persen, dan Bekasi (0,4 persen). Kota besar lainnya yang meningkat popularitasnya yaitu Surabaya (0,4 persen) dan Malang (0,1 persen).

Laporan ini juga mengulas mengenai perkembangan makro ekonomi Indonesia. Pada periode Februari 2025 perekonomian mencatatkan deflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,09 persen (year-on-year). Pertumbuhan IHK telah mengalami perlambatan sejak September 2024 di mana sebelumnya inflasi tahunan berada pada rentang 2-3 persen.

Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuann di level 5,75 persen pada Februari 2025. Sebelumnya, pada Januari 2025 suku bunga diturunkan sebesar 25 bps dari level 6 persen. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi makroprudensial sejalan dengan rendahnya inflasi tahunan yang tercatat sejak tahun lalu.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini