Persaingan Likuiditas Masih Ketat, Penghimpunan Dana Murah BTN Tetap Meningkat. Bale Jadi Penyumbang Utama

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyatakan, saat ini persaingan likuiditas di industri perbankan masih ketat, dan biaya dana masih mahal. Kendati demikian selama triwulan pertama (Q1) 2025, perseroan tetap mampu meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan serta perolehan laba bersih.
Pencapaian itu didukung penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang juga meningkat menjadi Rp384,70 triliun pada Q1-2025, dibandingkan Rp357,74 triliun pada Q1-2024 atau naik 7,5 persen secara tahunan (yoy).
Kenaikan penghimpunan DPK itu disumbang peningkatan perolehan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA) sebesar 10,1 persen atau dua digit. Yaitu, menjadi Rp196,67 triliun pada Q1-2025 dibanding Rp178,60 triliun pada Q1-2024.
“Dampaknya, porsi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1 persen dibanding 49,9 persen pada Q1-2024, dan menurunkan biaya dana BTN menjadi 4,0 persen dari Maret tahun lalu sebesar 4,2 persen,” kata Nixon melalui keterangan resmi, Kamis (24/4/2025).
Dengan penurunan biaya dana serta peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan termasuk ke segmen bermargin tinggi, BTN mencatat perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ke level 3,6 persen pada Q1-2025, dibanding 3,3 persen pada Q1-2025.
Baca juga: Tingkatkan Komposisi Dana Murah, BTN Lansir Platform Terintegrasi Bale Korpora
Menurut Nixon, pertumbuhan DPK BTN ditopang perolehan dana murah dari bisnis ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.
“Peluncuran Super App Bale by BTN serta Bale Korpora awal tahun ini telah berbuah hasil positf. Karena itu kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan perseroan menggerakkan pendanaan dalam jangka panjang,” ujar Nixon.
Bale by BTN mencatat pertumbuhan pengguna yang signifikan, mencapai 2,4 juta pada Q1 2025, melesat 76 persen dibanding Q1-2024 sebanyak 1,4 juta pengguna.
Nilai transaksi Bale by BTN per Q1 2025 mencapai Rp22,3 triliun, melonjak 74 persen dibanding akhir Maret 2024. Sementara jumlah transaksi mencapai 492 juta kali, meroket 172 persen dibanding Q1-2024 sebanyak 181 juta transaksi.
“Perseroan tetap optimistis dengan target jumlah user Bale by BTN mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada akhir 2025,” ungkap Nixon.
Dengan likuiditas yang tetap terjaga di tengah tengah persaingan dana di pasar yang masih ketat, rasio kredit/pembiayaan dibanding DPK BTN pun menurun ke level 94,4 persen pada Q1 2025 dibanding periode yang sama 2024 sebesar 96,2 persen.
Dengan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan serta DPK itu, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp468,53 triliun, tumbuh 3,2 persen secara tahunan dibanding Q1 2024 sebesar Rp454,01 triliun. “Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” pungkas Nixon.