Real Estate Paling Sedikit Menyerap Tenaga Kerja Selama Februari 2024-Februari 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) melalui berkala “Keadaan Ketenagaankerjaan Indonesia” Februari 2025 yang dirilis pekan lalu mengungkapkan, sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan masih menjadi tiga sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja per Februari 2025. Yaitu, masing-masing 28,54 persen, 19,26 persen, dan 13,45 persen, atau total 61,25 persen.
Setelah itu diikuti akomodasi dan makan minum (7,87 persen), konstruksi (5,97 persen), pendidikan (5,04 persen), aktivitas jasa lainnya (4,38 persen), pengangkutan dan pergudangan (4,23 persen), administrasi pemerintahan (3,65 persen), serta aktivitas profesional dan perusahaan, aktivitas kesehatan dan kegiatan sosial, aktivitas keuangan dan asuransi, pertambangan dan penggalian, informasi dan komunikasi, treatment air, sampah & daur ulang, real estat, dan pengadaan listrik & gas, dengan persentase di bawah 1-2 persen.
Dari 17 sektor itu, real estate tercatat sebagai sektor paling kecil penyerapan tenaga kerjanya bersama sektor pengadaan listrik & gas selama Februari 2024-Februari 2025. Masing-masing sebesar 0,34 persen dan 0,25 persen.
Baca juga: Upah Pekerja Sektor Real Estat Nomor 5 Tertinggi, Upah Pekerja Wanita Lebih Tinggi Daripada Pria
Begitu juga peningkatan penyerapan tenaga kerjanya, sektor real estate tercatat paling minimal bersama pengadaan listrik & gas. Yaitu, masing-masing sebesar 0,02 juta atau 20.000 orang dan nol selama Februari 2024-Februari 2025.
Perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan secara berturut-turut juga menjadi tiga sektor tertinggi peningkatan penyerapan tenaga kerjanya selama Februari 2024-Februari 2025. Yaitu, masing-masing mencapai 0,98 juta (sekitar 980.000), 0,89 juta, dan 0,72 juta.
BPS mencatat selama Februari 2024-Februari 2025, penduduk usia kerja (15 – 64 tahun) bertambah 2,79 juta menjadi 216,79 juta dibanding periode sebelumnya. Sedangkan angkatan kerja (yang bekerja, menganggur, atau sedang mencari kerja) bertambah 3,67 juta menjadi 153,05 juta. Sementara yang bekerja mencapai 145,77 juta, meningkat 3,59 juta, dan pengangguran (terbuka) 7,28 juta atau bertambah 0,08 juta atau sekitar 83.000 orang.