Setelah Maret Tumbuh Cukup Tinggi, April Penjualan Eceran Diprediksi Terkontraksi

Setelah pada Maret 2025 penjualan eceran tumbuh cukup tinggi baik secara tahunan (yoy) maupun bulnan (mtm), didorong peningkatan permintaan masyarakat selama Ramadan dan jelang libur Idul Fitri, pada April 2025 penjualan eceran diprediksi Bank Indonesia (BI) merosot atau terkontraksi (minus).
Tercermin dari perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 sebesar 231,1, atau terkontraksi (minus) 2,2 persen secara tahunan (yoy) setelah tumbuh 5,5 persen (yoy) pada Maret dengan IPR 248,3.
Survei Penjualan Eceran Maret 2025 yang dirilis BI, Selasa (14/5/2025), menyatakan, beberapa kelompok barang diprediksi masih mencatat pertumbuhan penjualan secara tahunan (yoy) pada April 2025. Antara lain, suku cadang dan aksesoris (10,2 persen) dan bahan bakar kendaraan bermotor (4,1 persen). Penjualan sandang juga tetap tumbuh 6,4 persen, namun termoderasi atau turun dari bulan sebelumnya.
Sedangkan kelompok barang lainnya diperkirakan terkontraksi penjualannya secara tahunan (yoy). Antara lain peralatan informasi dan komunikasi (-20,4 persen), perlengkapan rumah tangga lainnya (-11,3 persen), serta makanan, minuman dan tembakau (-1,7 persen).
“Prakiraan penjualan eceran pada periode laporan (yang mencakup libur panjang Idul Fitri selama 10 hari pertama April), turut dipengaruhi oleh faktor base effect dari kinerja penjualan tahun sebelumnya, di mana Idul Fitri jatuh pada 9-10 April 2024,” tulis survei BI tersebut. IPR April 2024 tercatat 236,3, atau naik tipis dibanding IPR Maret 2024 yang 2/3 harinya merupakan bukan puasa sebesar 235,4.
Baca juga: Daya Beli Tak Sepenuhnya Lemah, Buktinya Maret Penjualan Eceran Tumbuh Cukup Tinggi
Secara bulanan (mtm) BI memprediksi, penjualan eceran April 2025 terkontraksi lebih dalam sebesar -6,9 persen dibanding Maret 2025 yang tumbuh 13,6 persen. Mayoritas kelompok barang merosot penjualannya. Terdalam pada kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (-10,6 persen), makanan, minuman dan tembakau (-7,2 persen), dan sandang (-9,1 persen).
Sementara kelompok bahan bakar kendaraan bermotor mencatat perbaikan penjualan, kendati masih berada di fase kontraksi sebesar -0,8 persen didukung oleh kelancaran distribusi.
Survei BI itu menyebutkan, responden menginformasikan prediksi penurunan penjualan pada April 2025 dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat pasca Ramadan yang berlangsung selama Maret 2025, dan libur panjang Idul Fitri selama 10 hari pertama April 2025.
Responden memprakirakan penjualan 3 dan 6 bulan ke depan (Juni dan September 2025) juga menurun. Tergambar dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Juni dan September 2025 sebesar 125,5 dan 137,1, jauh lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar masing-masing 147,3 dan 162,8.
“Penuruna tajam IEP pada Juni dipengaruhi oleh musim ujian sekolah, sedangkan kemerosotan IEP pada September dipengaruhi aktivitas masyarakat yang cenderung normal, tanpa ada cuti bersama atau event besar,” tutup survei BI tersebut.